jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak Denny Indrayana bisa berani berbicara dugaan kecurangan suara pada Pemilu 2024 dibandingkan mantan Wamenkumham itu membahas isu pemakzulan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Dia mengatakan itu demi menjawab pertanyaan awak media soal pernyataan Denny yang menyarankan DPR RI menggunakan hak angket memakzulkan Jokowi.
BACA JUGA: Hasto Pimpin Mengheningkan Cipta, Bu Mega Buka Rakernas PDIP dengan Pidato Politik
Diketahui, Denny berbicara hal tersebut setelah pernyataan Jokowi yang mau cawe-cawe dalam konteks Pemilihan Presiden (pilpres) 2024.
Menurut Hasto, Denny sebaiknya bisa berani berbicara dugaan instrumen negara dipakai pada Pemilu 2009.
BACA JUGA: Apakah Bacawapres Bakal Diumumkan saat Rakernas PDIP, Hasto Bilang Begini
"Pak Denny saya ajak untuk coba evaluasi pemilu yang terjadi pada 2009," kata pria kelahiran Yogyakarta itu dalam konferensi pers di Sekolah Pantai, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurut Hasto, dugaan penggunaan instrumen negara menyeruak setelah ada satu partai politik di lingkaran rezim pada Pemilu 2009 bisa mengalami lonjakan suara signifikan sebesar 300 persen.
BACA JUGA: Hasto Bocorkan Sosok Menteri Lucu di Bursa Bakal Cawapres Ganjar Pranowo
"Silakan ungkap apa yang terjadi pada 2009, karena disitulah justru terjadi suatu penyalahgunaan kekuasaan secara masif untuk kepentingan elektoral," ujar Hasto.
Sebelumnya, Denny Indrayana mengirim surat terbuka untuk DPR RI yang isinya meminta parlemen menggunakan hak angket memakzulkan Jokowi.
Dia kemudian mengungkapkan tiga pelanggaran konstitusi oleh Jokowi sehingga bisa dimakzulkan DPR RI.
Pertama, Jokowi dituding menghalangi tokoh tertentu menjadi Capres 2024. Berikutnya, kepala negara dituduh merecoki kedaulatan parpol lain dan terakhir menggunakan kekuasaan demi menentukan arah koalisi. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan