jpnn.com - JAKARTA - DPD PDI Perjuangan Nangroe Aceh Darusaalam (NAD) menggelar rapat kerja daerah (rakerda) untuk memanaskan mesin partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2017. Tak tanggung-tanggung, DPP PDIP memboyong kader-kader yang dianggap berprestasi untuk menghadiri rakerda yang dihelad di Banda Aceh, Sabtu (6/8).
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang membuka rakerda itu mengatakan, pihaknya sengaja memboyong Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo untuk membekali kader-kader partai berlambang kepala banteng itu di NAD. Menurut Hasto, langkah itu sebagai wujud perhatian khusus Megawati terhadap kader-kader PDIP di NAD.
BACA JUGA: Bersama Golkar, Demokrat Yakin Kalahkan Petahana
"Mereka semua hadir di Aceh untuk memberikan semangat kepada kader dan pengurus partai di Aceh,” ujar Hasto sebagaimana dikutip dari siaran pers DPP PDIP.
Mantan juru bicara Joko Widodo di Pilpres 2014 itu menambahkan, upaya menghadirkan Risma dan Hasto Wardoyo dalam Rakerda DPD PDIP NAD bukan semata-mata untuk memberi pembekalan. Sebab, Risma dan Hasto Wardoyo juga dipertemukan dengan para kepala daerah di NAD yang diusung PDIP.
BACA JUGA: Simak Kalimat Bu Risma Ini, Mau ke Jakarta dengan Syarat...
“Khusus Bu Risma dan Pak Hasto, tidak hanya sekedar memberi pembekalan kepada kader PDIP tapi secara khusus akan bertemu para calon kepala daerah yang didukung PDIP agar para calon kepala daerah mampu menciptakan pemerintahan yang idelogis dan merakyat. Termasuk memaparkan agar politik bisa membangun peradaban," beber orang kepercayaan Megawati itu.
Hasto pada bagian lain pidatonya juga mengingatkan kader PDIP di NAD agar benar-benar menunjukkan keberpihakannya pada rakyat. “Hadirlah bersama dan di tengah masyarakat," pinta Hasto.
BACA JUGA: 40 Arek Suroboyo Temui Jaklovers di Jakarta
Sedangkan terkait persiapan pilkada, Hasto berpesan agar semangat gotong royong di antara kader PDIP di NAD tetap dikedepankan. Ia mencontohkan semangat gotong royong dan rela berkorban rakyat Aceh ketika Indonesia baru saja berdiri.
Rakyat Aceh pada awal kemerdekaan RI bahkan rela mengumpulkan uang demi membeli pesawat untuk Bung Karno. "Dana gotong royong rakyat Aceh itu juga dipakai untuk membeli pesawat terbang pertama milik RI, yang diberi nama Seulawah," tuturnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Modal 120 Ribu KTP, Maju dari Jalur Independen
Redaktur : Tim Redaksi