jpnn.com, JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberikan pandangan berharga tentang pemikiran pembebasan ala Indonesia yang terinspirasi dari Bung Karno.
Pemikiran itu disampaikan dalam bedah buku "Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia" hasil tulisan Airlangga Pribadi Kusman dan digelar di Aula Jenggala, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Mahfud MD Hadir di Rakernas IV, Hasto: Menteri Sahabat PDIP Memang Diundang
Hasto yang merupakan tokoh politik ternama, memberikan sebuah suguhan yang begitu memikat hati para hadirin. Tak hanya berdiskusi yang berbobot, melainkan juga menyajikan sebuah pantun yang mengundang tawa.
Pantun itu ditujukan kepada Menparekraf Sandiaga Uno yang hadir pada kegiatan bedah buku. Dia menilai Sandiaga sebagai sosok menarik untuk dipasangankan dengan Ganjar Pranowo.
BACA JUGA: Sukarelawan Sandiaga Hadirkan Bazar Sembako Murah di Tengah Kenaikan Harga Beras
"Mas Sandiaga Uno ini pintar sekali,
Bangun Indonesia maju dan berdikari,
Kesadaran ideologisnya semakin tinggi,
Salah satu bacawapres Ganjar yang menarik hati."
Pantun tersebut mencerminkan dukungan Hasto Kristiyanto terhadap sosok Sandiaga yang dikenal sebagai figur cerdas dan berdedikasi untuk memajukan Indonesia.
BACA JUGA: Peringatan 63 Tahun Pidato Bung Karno To Build the World Anew, Hasto: Pancasila Ideologi Dunia
Hasto menyebut saat ini adalah waktu yang tepat untuk menghadapi perubahan zaman, dan dia merasa perlu mengingatkan bahwa pengusaha sukses seperti Sandiaga juga dapat berbicara tentang gagasan pembebasan ala Bung Karno.
"Mas Sandi inikan pengusaha sukses, pengusaha sukses tiba-tiba berbicara tentang gagasan pembebasan Bung Karno berdasarkan falsafah," kata Hasto dalam siaran pers yang diterima.
"Pak Sandiaga Uno saya lihat, dengan kemampuannya bergerak cepat melalui ekonomi kreatif, membuka suatu harapan bagi kita bagi kaum muda Indonesia untuk bergerak dalam menciptakan setiap ruang-ruang kehidupan menjadi suatu nilai tambah yang memberikan manfaat bagi banyak orang," lanjut Hasto.
Sementara Sandiaga Uno menyatakan bahwa dia dengan senang hati mengikuti bedah buku itu. Dia menyampaikan pentingnya melestarikan pemikiran Bung Karno dalam upaya membangun bangsa.
Sandiaga menekankan pentingnya gotong royong dan jati diri bangsa, yang merupakan konsep yang diyakini oleh Bung Karno.
"Kami membicarakan sebuah pemikiran yang akan ada terus dalam pemikiran membangun bangsa. Jadi, Indonesia ini negara besar, ini negara gotong royong, jati diri bangsa, jadi perlu kolaborasi dan konsep gotong royong ini konsepnya Bung Karno jati diri bangsa," kata Sandiaga.
"Saya melihat banyak sekali permasalahan yang kita hadapi seperti harga-harga bahan pokok dan lapangan kerja, tapi kalau nalar pengelolaan kehidupan sosial ini diajarkan Bung Karno kembali ke jati diri Bangsa maka tidak ada masalah yang tidak bisa kita solusikan," imbuh Sandiaga.
Pembedah buku, Fachry Ali, menyatakan bahwa buku itu merupakan hasil studi yang diarahkan langsung kepada tulisan-tulisan Bung Karno. Dia menekankan bahwa Sandiaga Uno dengan sengaja mengundang kaum muda untuk memahami tidak hanya pemikiran Bung Karno, tetapi juga aktivitas akademik yang berdarah-darah dalam menyusun buku ini.
"Buku ini adalah hasil studi yang diarahkan langsung kepada tulisan-tulisan Bung Karno. Ini saya perlu katakan di sini, Bung Sandi sengaja mengundang kaum muda untuk mengetahui bukan hanya pikiran Bung Karno, tetapi aktivitas akademik yang dilakukan secara berdarah-darah untuk menyusun buku ini," kata Fachry.
Acara bedah buku ini berhasil menjadi wadah penting untuk merenungkan kembali ajaran dan pemikiran Bung Karno serta menginspirasi generasi muda Indonesia untuk melanjutkan perjuangan pembebasan ala Indonesia.
Kegiatan itu juga menghadirkan para peserta dari berbagai komunitas dan lembaga, rekan-rekan dari DPP PPP, GPK, AMK, GMPI, GMNI, dan HMI. (cuy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen Hasto Kristiyanto Ingatkan Kader PDIP Soal Kedaulatan Pangan Indonesia
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan