jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengunjungi kantor pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/12). Tujuan kedatangan politikus kepercayaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu adalah untuk membangun dialog dan kerja sama dengan ICMI.
Hasto yang datang bersama Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Idham Samawi, serta Ketua DPP PDIP Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Andreas Hugo Pareira disambut langsung oleh Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie. Ada pula sejumlah pengurus ICMI seperti Priyo Budi Santoso dan M Qodari yang ikut mendampingi Jimly.
BACA JUGA: Sementara Ini Mas Ganjar Tetap Jago PDIP untuk Pilgub Jateng
Hasto pada pertemuan itu mengaku berterima kasih karena memperoleh sambutan hangat dari ICMI. Dia bangga karena PDIP menjadi partai politik pertama yang secara resmi berkunjung ke ICMI.
“PDIP menjadi parpol pertama yang berkunjung ke ICMI secara resmi. Hubungan ini akan berjalan dengan baik dengan silaturahmi meletakkan dasar persahabatan sejati ICMI dan PDIP," ujar Hasto yang dalam pertemuan itu terlihat berpeci.
BACA JUGA: Ingatlah Pesan Bu Mega, Kada dari PDIP Harus Bela Kaum Duafa
Politikus asal Yogyakarta itu mengharapkan PDIP dan ICMI bisa bekerja sama dalam menggerakkan demokrasi dalam watak yang sebenarnya. Yakni demokrasi yang memadukan prinsip ketuhanan dan kebangsaan demi menyejahterakan rakyat.
"Kerja sama PDIP dan ICMI akan saling memperkuat dalan menentukan arah pembangunan Indonesia sebagai bangsa yang sesuai dengan idiologi Pancasila," harapnya.
BACA JUGA: Calon Kada PDIP Harus Paham Kedekatan Bung Karno dan Islam
Karena itu Hasto juga mengharapkan ICMI yang memiliki banyak cendekiawan agar mengirimkan pakarnya untuk ikut menggembleng kader PDIP. Sebab, PDIP telah memiliki sekolah partai untuk memperkuat rekrutmen anggota dan kaderisasi.
“Kami harap ICMI juga bisa mengirim pembicaranya. Sebab ruang kerja sama antara PDIP dan ICMI sangat luas untuk membangun ruang dialog demi kepentingan bangsa dan negara," lanjutnya.
Sedangkan Jimly mengatakan, ICMI dan PDIP punya pandangan sama dalam menegakkan demokrasi yang benar. Sebab, demokrasi tidak semata-mata tentang politik dan kekuasaan, tapi juga etika dan moral.
"Jelas sekali bahwa PDIP dan ICMI juga sama pandangan bahwa jangan sampai kita hanya larut dalam persaingan politik saja, tapi juga harus mendorong pergerakan pada keumatan dan penguatan ekonomi kerakyatan," tegasnya.
Apalagi, kata Jimly, antara ICMI dan PDIP juga punya kesamaan pandangan tentang masalah-masalah keumatan dan kerakyatan. Misalnya, kedua pihak menganggap pentingnya Pancasila untuk mengawal gagasan ekonomi pasar.
“Ekonomi pasar yang kapitalistik sebagai realitas jangan sampai membuat kita menjadi sangat pragmatis. Maka harus dikontrol dengan nilai-nilai Pancasila," imbuhnya.
Karena itu Jimly juga mengapresiasi kunjungan Hasto dan petinggi PDIP lainnya. Menurutnya, silaturrahmi dan ajakan kerja sama dari PDIP merupakan bentuk nyata tentang politik kebangsaan dan kepribadian Pancasila.
"Inilah cara politik dan cara berpolitik yang benar seperti dilakukan PDIP. Komunikasi politik dijalankan dengan sungguh-sungguh," jelas Jimly.
Spirit Keislaman untuk Keindonesiaan
Jimly dalam kesempatan itu juga menegaskan komitmennya sebagai ketua umum ICMI untuk terus mendorong iklusivitas dengan spirit keIslaman untuk keIndonesiaan. Menurut Jimly, di ICMI ada berbagai tokoh dan intelektual dari beragam latar belakang.
Bahkan dalam silaturahmi nasional (silatnas) ICMI baru-baru ini, banyak tokoh lintas organisasi yang hadir. Sampai-sampai selama 27 tahun eksistensi ICMI, baru di era Presiden Joko Widodo pula ajang silatnas organisasi yang berdiri pada 7 Desember 1990 itu dibuka di istana.
“Bahkan dibuka oleh Presiden Jokowi dan ditutup Wapres Jusuf Kalla. Ini standing point untuk perkembangan," ujar Jimly.(rmo/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Cara Hasto Gelorakan Nasionalisme Calon Kada dari PDIP
Redaktur & Reporter : Antoni