jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan keheranannya dengan hasil survei yang dilakukan lembaga independen Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA periode 3-14 Mei 2023.
Hasto heran, karena dalam hasil survei tersebut menempatkan elektabilitas Prabowo Subianto berada di urutan pertama, sementara kandidat presiden dari PDIP Ganjar Pranowo berada di urutan kedua.
BACA JUGA: Hasil Survei: Pemilih Jokowi di 2019 Akan Mendukung Prabowo Subianto
Dia lantas membandingkan dengan sejumlah hasil survei lain yang umumnya menempatkan Ganjar berada di urutan pertama.
"Ya, setiap survei kan tidak bisa dilepaskan dalam era demokrasi yang liberal, kapitalistik ini, sarat dengan berbagai kepentingan."
BACA JUGA: Polmatrix: PDIP dan Gerindra Bersaing Ketat, NasDem Anjlok ke Papan Bawah
"Maka, survei itu ya paling adil mengumumkan terlebih dahulu pendanaannya dari mana? Apakah ada kepentingan-kepentingan politik?" ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (22/5).
Survei Denny JA sebelumnya memperlihatkan elektabilitas Prabowo 33,9 persen, disusul Ganjar 31,9 persen dan Anies Baswedan 20,8 persen.
BACA JUGA: Survei Terbaru: Elektabilitas Prabowo Teratas, Ganjar dan Anies Makin Jauh
Hasto lantas menyebut pengalaman pemilihan umum (pemilu) sebelumnya, banyak lembaga survei menjadi konsultan politik dari calon tertentu.
"Nah, ini kami juga pernah bekerja sama dengan Pak Denny JA pada 2009, tiba-tiba beliau mengumumkan elektoral PDI Perjuangan 33 persen."
"Alasannya, karena ketika survei dilakukan, Baitul Muslimin baru dibentuk seminggu, jadi kami lihat."
"Ini semua akan menentukan kredibilitas dari setiap lembaga survei apakah murni sesuai dengan metodologi yang ada atau sesuai dengan kepentingan yang ada," ucapnya.
Meski demikian Hasto menilai hasil survei elektabilitas kandidat presiden dapat berubah kapan saja.
Hal tersebut tergantung pada metode yang digunakan dan kepentingan dari sebuah lembaga survei.
"Oleh Bu Megawati Soekarnoputri kami diajarkan yang penting bergerak ke bawah, yang penting survei itu sangat dinamis, setiap saat bisa berubah."
"Setiap lembaga survei hasilnya juga bisa beda-beda ketika muatan kepentingan itu lebih besar daripada mengedepankan metodologi," katanya.
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby sebelumnya mengatakan elektabilitas Prabowo Subianto berada di posisi teratas dan mengungguli Ganjar Pranowo serta Anies Baswedan.
Adjie menyebutkan empat alasan yang membuat elektabilitas Prabowo mengalahkan Ganjar dan Anies.
Pertama, mayoritas responden menginginkan sosok dengan kepemimpinan kuat sehingga mampu menumbuhkan perekonomian Indonesia.
"Dari ketiga nama bakal capres (Prabowo, Ganjar, Anies), Prabowo lebih kuat asosiasinya sebagai sosok pemimpin kuat yang mampu menumbuhkan ekonomi."
"Prabowo dipandang sebagai pemimpin yang tegas, kuat, serta fasih dalam merangkul aneka pihak," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (19/5).
Kedua, elektabilitas Prabowo juga makin meningkat karena sejumlah pendukung Ganjar berpindah memilih Prabowo yang dianggap lebih berkarakter nasionalis.
Selanjutnya, posisi Prabowo sebagai menteri berhasil memperkuat citranya sebagai kandidat yang mampu mengelola pemerintahan.
"Keempat, Prabowo dinilai menjadi tokoh sentral yang banyak diterima oleh berbagai spektrum politik," kata Adjie.
Survei LSI Denny JA dilakukan melalui tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden dari seluruh Indonesia dengan ambang batas kesalahan survei lebih kurang 2,9 persen.
Selain menerapkan metode kuantitatif, LSI Denny JA di dalam surveinya juga memperkaya informasi dan analisis dengan menerapkan metode kualitatif, seperti analisis media, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terpumpun. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Erick Thohir jadi Figur Cawapres yang Diterima Semua Kalangan Pemilih
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang