Hasto: Jangan Malu Jadi Petani

Senin, 01 Februari 2021 – 17:24 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, dalam rangka mengatasi dampak pandemi Covid-19 khususnya di sektor pangan, maka perlu membangun road map bagi terwujudnya kedaulatan pangan.

Menurut dia, di dalam membangun kedaulatan pangan ini maka harus dimulai dengan kebijakan politik pangan yang benar.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Minta Polisi Penembak Laskar FPI Diadili, Pesan Rizieq, Jenderal Listyo Sigit Memohon kepada Sekuriti

Adapun hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara utama dalam webinar strategi ketahanan pangan Sulawesi Selatan di masa pandemi Covid-19. Turut hadir Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.

"Di dalam membangun kedaulatan pangan, itu harus dimulai dengan politik pangan yang benar, politik pangan yang mengabdi bertujuan dalam bernegara, politik pangan yang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, politik pangan yang untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia agar kita tak perlu impor lagi maupun politik pangan sebagai benteng kedaulatan ekonomi," kata Hasto, Senin (1/2)

BACA JUGA: Kisah Inspiratif, Mengadang Ombak Selat Melaka demi Menjaga Kedaulatan Indonesia

"Dengan politik pangan seperti ini, maka kebijakan fiskal, pengembangan teknologi pertanian, dan juga riset benih unggul, serta sistem distribusi yang lebih berkeadilan wajib diwujudkan. Beberapa hal strategis itulah yang dimaksudkan dengan politik pangan, dan tentunya, peningkatan kesejahteraan petani menjadi titik sentralnya," lanjut Hasto.

Hasto menegaskan, perlu mendorong daya tarik masyarakat dan para ahli untuk bergerak di sektor pertanian. Dirinya mengingatkan apa yang disampaikan oleh pendiri bangsa Bung Karno.

BACA JUGA: Jokowi Tunjuk Hasto Ketuai Program Percepatan Penanganan Stunting

"Apa yang disampaikan oleh Bung Karno bahwa sektor pangan menyangkut hidup matinya negeri. Karena itulah jangan malu bagi kader-kader PDI Perjuangan membangun profesi di bidang pertanian. Jangan malu untuk menjadi seorang petani, tetapi seorang petani yang mempunyai visi untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan dan peningkatan produksi pangan ini," ungkap Hasto.

Dia berharap segala upaya seperti memberikan intensif kepada para peneliti dan anak bangsa untuk mengembangkan teknologi bagi perkembangan sektor pangan.

Mulai dari pembenihan bibit unggul, intensifikasi pertanian, manufaktur alat-alat produksi pascapanen dan lainnya. 

Semuanya harus didukung. Bahkan, Hasto meminta agar mendukung upaya Presiden Jokowi mengembangkan food estate.

"Food estate ini full mekanisasi pertanian. Di mana akan dikembangkan dari ketela pohon untuk menjadi produk subtitusi dari gandum yang selama ini kita bergantung kepada gandum tersebut," tutur Hasto.

Karena itu, dia meminta semua kader PDIP bisa mengembangkan terus sektor di pertanian terlebih Sulsel dilimpahi komoditas unggul yang luar biasa.

"Ini yang harus kita kembangkan sebaik-baiknya. Kalau kita berfokus kepada apa yang kita punya ini akan membangun kedaulatan kita," ungkap Hasto.

Dalam kesempatan ini juga, Hasto juga mengingatkan kembali arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang terus mencanangkan gerakan menanam tanaman yang bisa di makan di tengah pandemi Covid-19.

"Mari kita gunakan setiap jengkal lahan yang tidak dipakai untuk gerakan bercocok tanam. Jangan pernah merasa malu untuk menjadi petani. Kita harus terus wujudkan politik pangan berdikari. Kita terus berdayakan petani, sebab merekalah pemilik negeri," tegas kata Hasto.

Sementara, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyambut baik usulan Hasto tersebut. Karena memang tekanan pandemi Covid-19 ini memang memengaruhi segala sektor.

Bahkan di awal-awal ekonomi sempat terpuruk. Namun, Sulsel bisa bangkit perekonomiannya, terutama di sektor pangan. Hal ini menandakan sektor pangan menjadi kekuatan ekonomi di wilayahnya.

"Alhamdullilah di kuartal III perekonomian Sulawesi Selatan bisa tumbuh positif bahkan diatas rata-rata nasional itu mencapai 8,18%. Ini mengindikasi bahwa sektor pertanian, ketahanan pangan yang menjadi kebutuha utama yang menjadi kekuatan ekonomi Sulawesi Selatan," ungkap Nurdin.

Karena itu, dalam membuat kebijakan pangan di Sulsel, pihaknya selain memerhatikan apa yang menjadi komoditi ekspor, juga ingin mengembalikan kejayaan komoditi unggulan.

"Mengembalikan kejayaan beberapa komoditi unggulan yang menjadi ikon Sulawesi Selatan seperti udang windu, jeruk keprok, kakao," kata Nurdin. (flo/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler