Hasto Kristiyanto: Bung Karno Ingin Kepemimpinan Indonesia Diakui Dunia

Sabtu, 19 Februari 2022 – 14:00 WIB
Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Sukarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara, Sabtu (19/2). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto merangkum sejumlah implementasi pemikiran geopolitik Proklamator RI Bung Karno dalam simposium nasional, Sabtu (19/2). 

Menurut Hasto, Bung Karno membawa misi melawan kolonialisme hingga mendorong dunia yang adil.

BACA JUGA: Hasto Sebut PDIP dan NU Memiliki Visi Sama Merawat Dunia

Hasto menyimpulkan enam hasil pemikiran geopolitik Bung Karno.

"Pertama, Irian Barat dapat dibebaskan dari kolonialisme Belanda. Kedua, kepemimpinan Indonesia diakui dunia," kata Hasto Kristiyanto Saat memberi paparan dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Sukarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara. 

BACA JUGA: Haikal Hassan Minta Maaf Melecehkan Bung Karno, Klutuk Mengingatkan Perjuangan Masa Lampau

Politikus asal Yogyakarta itu menyampaikan Bung Karno juga membawa Angkatan Perang Republik Indonesia terkuat di bumi selatan. 

Kemudian, Presiden Pertama RI itu mengajukan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB.

BACA JUGA: Hadiah untuk Siswa, Hasto Kisahkan Protes Bu Mega soal Sepatu ke Bung Karno

"Soekarno juga mendapat gelar Pahlawan Islam dan Kemerdekaan dalam Konferensi Islam Asia Afrika 1965," jelas Hasto.

Sekjen DPP PDIP itu juga menambahkan Bung Karno mengubah tata dunia yang tidak lagi terbagi dalam dua blok besar, antara Blok Barat dan Blok Timur. 

Bung Karno membangun kekuatan bangsa-bangsa baru yang membangun koeksistensi damai dan bercita-cita mewujudkan tata dunia yang lebih demokratis dan berkeadilan.

Hasto menjelaskan ada beberapa aspek yang melatari Bung Karno mengimplementasikan pemikirannya tersebut. 

Pertama, pemikiran Bung Karno didasari ideologi Pancasila yang berintikan kemanusiaan, internasionalisme, keadilan, dan penghormatan kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.

Kemudian, Bung Karno ingin membangun tata dunia baru, yang mana Pancasila menjadi tahapan lebih lanjut bahkan puncak dari ideologi-ideologi besar yang ada saat itu.

"Pemikiran Bung Karno berdasarkan postulat bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme," kata Hasto.

Dia menambahkan Bung Karno ingin membangun solidaritas antarbangsa untuk mengedepankan koeksistensi damai menghadapi realitas dunia yang anarkistis.

Lalu, Bung Karno juga memperjuangkan struktur dunia yang demokratis, sederajat dan berkeadilan, berbeda dengan geopolitik barat yang melakukan intervensi kedaulatan dengan atas nama demokrasi. 

Di sisi lain, lanjut Hasto, pemikiran geopolitik Soekarno merupakan falsafah kepemimpinan Indonesia bagi dunia.

Dalam mewujudkan kepemimpinan itu, tambah Hasto, supremasi ilmu pengetahuan dan teknologi dikedepankan, antara lain melalui kebijakan perguruan tinggi sebagai City of Intellect.

"Terakhir, ada korelasi antara pemikiran geopolitik Soekarno dalam memperjuangan kepentingan nasional Indonesia melalui diplomasi luar negeri dan diplomasi pertahanan di dalam mewujudkan tatanan dunia baru yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme," pungkas Hasto. (tan/jpnn)


Redaktur : Boy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler