Peletakan Batu Pertama Kantor PDIP Kabupaten Tangerang

Hasto Kristiyanto Ingatkan Sejarah 27 Juli 1996

Minggu, 22 April 2018 – 19:38 WIB
Hasto Kristiyanto. Foto: Humas PDIP for JPNN.com

jpnn.com, TANGERANG - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto meminta kader partai, khususnya pengurus DPC PDIP Kabupaten Tangerang untuk menjadikan kantor DPC sebagai rumah rakyat, tempat untuk merancang peradaban yang lebih baik.

Dia mengungkap hal itu saat hadir dalam peletakan batu pertama pembangunan kantor DPC PDIP Kabupaten Tangerang di Jalan Pemda Tigaraksa, Matagara, Tigaraksa, Minggu (22/4).

BACA JUGA: Hasto Tegaskan Setiap Kantor PDIP Harus Jadi Rumah Rakyat

Hasto pun bercerita bagaimana peristiwa yang pernah menimpa kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996 (Peristiwa Kudatuli). Ketika itu, rezim yang berkuasa berupaya melemahkan pergerakan demokrasi arus bawah yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.

"Pada saat itu kami melihat bahwa kebebasan berserikat dan berkumpul dibatasi oleh pemerintahan yang otoriter. Ibu Megawati berjuang sebagai pemimpin politik, pemimpin kenegarawanan, seorang pemimpin yang menjadi penyambung lidah rakyat. Karena itulah, melihat rakyat tidak bisa bicara, rakyat dibungkam, maka Ibu Megawati Soekarnoputri menempuh risiko-risiko politik agar rakyat kembali berdaulat di dalam menentukan pemimpinnya,” ucap Hasto.

BACA JUGA: Sepertinya PDIP Bakal Sodorkan Kader Sendiri Dampingi Jokowi

Sikap politik Megawati yang berpihak pada demokrasi arus bawah, menurut Hasto, menimbulkan reaksi dari penguasa Orde Baru, di mana puncaknya terjadi penyerangan kantor DPP PDI pada 27 Juli.

Namun begitu, upaya tersebut tak melemahkan tekad perjuangan dalam menentang otoritarianisme. “Ibu Megawati memimpin pergerakan demokrasi arus bawah. Oleh karena itulah dilakukan berbagai rekayasa politik dan puncaknya pada tanggal 27 Juli 1996 ketika kantor PDI saat itu diserang, dihancurkan oleh pemerintahan yang otoriter," imbuhnya.

BACA JUGA: Elite PDIP Umbar Tangis di Era SBY, Sekarang?

Hasto menegaskan, begitu pentingnya keberadaan kantor partai sebagai sarana konsolidasi. Sehingga pada peristiwa 27 Juli, Orde Baru memilih menghancurkan lebih dulu kantor PDI, dengan target akan membuyarkan konsolidasi pergerakan yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.

“Karena itulah mengapa kantor partai diserang, karena kantor partai adalah simbol kedaulatan partai, kantor partai adalah rumah rakyat, kantor partai adalah pusat merancang peradaban Indonesia. Karena itulah PDI Perjuangan terus memerbaiki diri dengan melakukan kaderisasi dan menindak tegas bagi pelaku korupsi,” ujar Hasto.

Politikus kelahiran Yogyakarta ini kemudian menyampaikan, dalam konteks spirit mengikuti tekad dan perjuangan Megawati itulah, PDI Perjuangan harus benar-benar menjadikan kantor partai sebagai rumah rakyat, sekaligus pusat kebudayaan.

"Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tangerang yang mulai dibangun, nanti harus menjadi wadah dalam membangun kedekatan bersama rakyat, sehingga apa yang diajarkan oleh Bung Karno, di mana politik dimaknai sebagai upaya membangun peradaban Dedication of Life, serta politik yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa dapat terwujudkan Maka dalam berpolitik itu, harus sesuaikan dengan jiwa dan kepribadian bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa, yakni Pancasila," pungkasnya.

Sementara, Ketua (Plh) DPC PDIP Kabupaten Tangerang, Irvansyah, dalam sambutannya mengatakan, pembangunan kantor DPC Kabupaten Tangerang diibaratkan layaknya kisah legenda Sangkuriang.

Saat perintah datang untuk segera membangun kantor, ketika itu pula pekerjaan langsung dilakukan. “Pembangunan ini ibarat Sangkuriang, begitu turun perintah, langsung kami kerjakan. Saya minta paling lama empat bulan selesai pembangunan ini, karena ini menggunakan teknik modern, pabrikasi, jadi menggunakan baja ringan, tak perlu banyak tukang. Semoga dengan adanya pembangunan kantor ini, semua kader bisa yakin memenangkan Pilkada, Pilleg, maupun Pilpres 2019,” tuturnya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP: Kartini Pasti Menangis Lihat Elite Mencela Pemimpinnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler