Hasto Kristiyanto Minta Akademisi Indonesia Meniru Semangat Para Pendiri Bangsa

Selasa, 10 November 2020 – 17:34 WIB
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: DPP PDIP.

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Megawati Institute, Hasto Kristiyanto mengharapkan akademisi Indonesia meniru semangat para pendiri bangsa.

Hasto menilai jejak pemimpin bangsa terdahulu berhasil menggaungkan pemikirannya yang positif untuk kemajuan di kancah internasional.

BACA JUGA: UNJ Berikan Penghargaan Untuk 3 Kota Mahasiswa Terbaik

Dia mengatakan, Konferensi Asia-Afrika pada 1955 yang digagas Presiden Pertama RI Bung Karno tak lama setelah kemerdekaan Indonesia, merupakan salah satu bukti bahwa negara ini bisa menjadi sentral peradaban dunia saat itu.

Menurut Hasto, pemuda dan akademisi juga perlu mengilhami hal tersebut.

BACA JUGA: Hasto Kristiyanto: Bung Karno Canangkan Kampus UNJ Sebagai City of Intellect

"Para pemimpin bangsa kita begitu percaya diri, bagaimana dengan ide dan opini, tak punya kekuatan militer yang kuat, tidak punya kekuatan modal yang kuat, tetapi berani mengadakan Konferensi Asia-Afrika. Dengan modal apa? Makanannya karedok, soto Lamongan, ada ketela, getuk lindri, di situ ada disajikan dalam Buku Mustika Rasa," kata Hasto.

"Itu makanan yang dulu disajikan kepada para delegasi Konferensi Asia-Afrika. Kita tidak punya modal, tetapi punya ide karena pendidikan," tegasnya dalam dialog kebangsaan bertema Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial yang diselenggarakan oleh UNJ, Selasa (10/11).

Hasto juga menyampaikan pesan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri atas penyelenggaraan acara ini.

Presiden RI Kelima itu sekaligus diberikan kesempatan memberikan penghargaan kepada kota yang mendapat predikat City of Intellect.

Hasto menerangkan, kegiatan ini merupakan gagasan yang sangat baik, bisa membangun kebersamaan, dan UNJ mampu meletakkan arah pendidikan Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

"City of intellect ini tidak bebas nilai. City of intellect yang digagas Bung Karno melekat pada falsafah bangsa dan diharapkan dengan falsafah itu, kita punya cara pandang Indonesia melihat dunia. Khususnya Indonesia, mahasiswa-mahasiswa kita bergelora dedikasinya membawa kepemimpinan Indonesia bagi dunia," jelas dia.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini juga menerangkan, Pancasila sebenarnya sudah memberikan pondasi kepada seluruh warga negara untuk berpikir berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

Termasuk Sumpah Pemuda, yang menurut Hasto, sebagai bentuk persatuaan dan persaudaraan yang tinggi.

"Karena Pancasila tak mengenal apa yang disebut sebagai penjajahan. Pancasila seperti dalam dunia pendidikan yang memerdekakan. Dalam dunia olahraga membuat orang yang tidak bisa berenang, dia tidak tenggelam, karena dia punya suatu kesadaran," ulasnya.

"Nah inilah yang harus digelorakan bagaimana Pancasila didesain oleh pendiri bangsa dengan menggali dari seluruh kekayaan, khazanah perabadan nusantara, peradaban agama, dunia, dan itu semua hebatnya dibumikan dalam tradisi kebudayaan Indonesia," kata Hasto.

Dalam acara ini, Megawati diberi kesempatan untuk memberikan penghargaan kepada kota atas predikat sebagai City Of Intellectual".

Penghargaan itu berdasarkan riset yang dilaksanakan oleh tim yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas.

Ketiga daerah itu adalah Kota Semarang, Kota Solo dan Kota Surabaya.

Sementara dalam dialog kebangsaan, sejumlah narasumber hadir.

Di antaranya Ahmad Syaikhu (Ketua Dewan Pembina Lembaga Sosial Tangan di Atas), Hariyono (Wakil Kepala BPIP), Muhaimin Iskandar (Wakil Ketua DPR RI), Fadli Zon (Ketua Umum Himpunan Seni Budaya Islam HSBI), dan Japar (Guru Besar UNJ). (tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler