jpnn.com, SUMATERA UTARA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memastikan perusakan dan anarkistis bukan karakter partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu. Hal ini disampaikannya menyusul tuduhan Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Andi Arief yang menyebut perusak adalah suruhan PDI Perjuangan.
"Jadi kalau ada yang mengatakan, di Pekanbaru sana, kami dituduh kader PDI Perjuangan ada yang merusak bendera Demokrat, itu bukan watak, itu bukan karakter PDI Perjuangan," kata Hasto dalam acara konsolidasi PDIP di Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (15/12).
BACA JUGA: Hasto Ajak Kader PDIP di Sumut Berkomitmen Lawan Korupsi
Hasto menjelaskan, sesuai hasil survei, PDIP tak punya irisan persaingan dengan Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Irisan PDIP adalah dengan Gerindra.
Namun, survei menunjukkan juga bahwa ada banyak parpol yang beririsan dengan Gerindra. Yakni Demokrat, PAN, NasDem, dan Golkar.
BACA JUGA: Yakinlah, Menegakkan Pancasila Berarti Memperjuangkan Islam
"Jadi tidak ada relasinya, yang menuduh kami dengan tindakan tercela tersebut," kata Hasto.
Hasto lalu bercerita soal pengalaman PDIP, saat kantor partai diserang dalam peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996.
BACA JUGA: PDIP Yakin Bisa Unggul di Daerah Nonbasis
"Tapi kami tidak bermelodrama saudara-saudara sekalian. Kita tidak menuduh yang lain, kita menempuh jalur hukum," kata Hasto.
"Kalau ada yang menuduh PDIP itu main-main dengan menurunkan atribut pihak lain, dia tidak paham bagaimana sejarah PDI Perjuangan, yang mencoba dihancurkan pun, kita menempuh jalur hukum. Kita tidak menangis di hadapan rakyat. Kita justru meneguhkan mental kita, untuk berjuang," ungkap Hasto.
Hasto menyadari, elektabilitas sebuah partai bisa saja turun, tetapi menyalahkan pihak lain adalah kesalahan. Hasto meminta seharusnya partai yang elektabilitasnya turun melakukan refleksi.(tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Andi Arief Sebut Kader PDIP di Balik Perusakan Bendera
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga