Hasto Mengingatkan Pentingnya Radikalisme dan Terorisme Dicegah Sedini Mungkin

Rabu, 24 November 2021 – 12:58 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Ist for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut akar dari radikalisme dan terorisme adalah intoleransi.

Karena itu, intoleransi di tengah masyarakat harus ditangani dengan baik sehingga tidak berkembang menjadi radikalisme dan terorisme.

BACA JUGA: Anies Berselancar di Atas Radikalisme demi Syahwat Politik

"Akar radikalisme dan terorisme harus dicegah dari dini dengan menolak berbagai bentuk intoleransi," ujar Hasto diskusi publik bertajuk 'Tantangan, Radikalisme & Konsolidasi Demokrasi', digelar Partai Perindo pada Selasa (23/11)

Dalam webinar kali ini juga hadir sebagai pembicara Ketua DPP Partai Perindo Bidang Pertahanan dan Keamanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati dan pengamat politik Said Salahudin.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Mencegah Radikalisme Melalui Film The Mentors

Menurut Hasto, banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya paham radikalisme di tengah masyarakat.

Mulai dari faktor kemiskinan, ketidakadilan, kepemimpinan dan peranan kelompok-kelompok radikal internasional terhadap gerakan intoleransi yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Wapres Sebut Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 Menyusup ke MUI

"Akar persoalan radikalisme berangkat dari kemiskinan. Kemiskinan menjadi lahan yang mudah dari proses indroktrinisasi yang membutakan alam pikir," ucapnya.

Diakuinya, dengan melihat realitas kehidupan sosial di masyarakat saat ini, banyak cara dilakukan untuk melakukan indoktrinasi memuja gerakan intoleransi, sehingga menjadi lahan tumbuh suburnya paham radikalisme dan terorisme.

Mulai dari menyusup kelas ekonomi masyarakat bawah hingga menyasar lembaga pendidikan tinggi.

"Dari berbagai kajian yang dilakukan terdapat suatu proses infiltrasi dalam memengaruhi pola pikir mahasiswa-mahasiswi untuk melibatkan diri dalam bentuk-bentuk tindakan radikalisme," ucapnya.

Untuk itu, Hasto menegaskan negara tidak boleh kalah dengan gempuran paham radikalisme dan terorisme karena negara bertujuan melindungi segenap bangsa serta tumpah darah Indonesia.

Artinya, tidak boleh ada pembenaran atas nama keadilan, kemiskinan atau pemahaman apa pun yang membutakan terhadap kemanusian dengan melakukan intoleransi dan gerakan radikalisme tersebut.

"Dengan membangun demokrasi Pancasila, alat-alat negara harus secara jeli melihat persoalan-persoalan yang sudah meresahkan dan melakukan pencegahan," katanya.

Sementara itu, Sekjen DPP Partai Perindo Ahmad Rofiq menyebut tidak sedikit kelompok tertentu di Indonesia yang terkait dengan aksi radikalisme dan terorisme.

"Karena sesungguhnya roh dari radikalisme itu adalah teror, interoleransi dan barbarian yang ingin memaksakan sebuah tatanan yang sudah mapan ini menjadi perubahan yang sangat frontal," katanya.

Ketua DPP Partai Perindo Bidang Pertahanan dan Keamanan, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan terdapat lima bentuk kelompok radikal berdasarkan sisi keterlibatan.

Hal itu berdasarkan pemetaan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Pertama, kelompok yang tidak memiliki pemikiran radikal terorisme, tetapi terekspos narasi radikal terorisme.

Kedua, kelompok yang diam-diam menyetujui tindakan radikal, tetapi tidak mengekspresikan persetujuannya dalam bentuk apa pun.

Ketiga, kelompok yang menunjukkan dukungan dan persetujuan atas tindakan radikal terorisme serta mengekspresikannya dalam ruang publik.

Keempat, kelompok yang sudah mulai membantu terlibat dalam aksi yang memiliki unsur kekerasan atau violent extremism (VE), tetapi tidak menjadi aktor utama.

"Kelima, kelompok yang terlibat sebagai aktor utama dalam aksi terorisme," pungkas Susaningtyas.(gir/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler