Hasto PDIP Kritik Kampanye Machfud Arifin dengan Mobil Mewah, Keras

Sabtu, 07 November 2020 – 16:18 WIB
Mobil kampanye Machfud Arifin-Mujiaman. Foto: source for JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai cara calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin menggunakan mobil mewah sebagai alat kampanye merupakan bentuk merendahkan rakyat Kota Pahlawan itu.

Menurut Hasto, politik itu seharusnya membangun peradaban, menebar kebaikan, dan berpihak kepada wong cilik.

BACA JUGA: Hasto: PDIP jangan Sampai Ditegur Gegara Abai Protokol Covid-19, Itu Aib

“Apa yang dipertontonkan oleh pasangan Machfud-Mujiaman dengan menampilkan hummer limousine, porsche putih, dan berbagai atraksi membagi logistik secara masif, justru merendahkan martabat rakyat Surabaya. Strategi kampanye mereka salah, rakyat Surabaya itu masyarakat pejuang, punya harga diri, dan tidak mudah silau oleh tampilan kampanye dengan mobil supermewah," kata Hasto.

Dia mengharapkan elite politik menampilkan kampanye yang simpatik, mencerdaskan dan berakar kuat pada kebudayaan bangsa.

BACA JUGA: Hasto PDIP Merasa Heran dengan Sikap Anies Baswedan

Dia mencontohkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah menjawab kebutuhan masyarakat dengan mempersiapkan Eri Cahyadi-Armuji.

"Kesinambungan kepemimpinan inilah yang paling penting untuk Surabaya bagi Indonesia dan dunia," kata Hasto.

BACA JUGA: Hasto Kristiyanto: Bung Karno Canangkan Kampus UNJ Sebagai City of Intellect

Dia menambahkan, Pilkada Kota Surabaya makin dinamis dengan suhu politik yang makin memanas.

Meroketnya elektoral Eri-Armuji makin menunjukkan keandalan pasangan tersebut.

“Survei terakhir elektoral Eri-Armuji sudah menunjukkan 10,2 persen di atas Machfud Arifin-Mujiaman. Dampaknya, berbagai tekanan dan intimidasi terjadi. Terakhir Bu Risma sendiri digugat dan dillaporkan ke polisi. Tidak hanya itu, berbagai bentuk intimidasi ke tim pendukung paslon nomor 01 juga terjadi," kata dia.

Atas laporan tersebut, Hasto meyakini bahwa masyarakat Surabaya tidak mudah tunduk pada berbagai intimidasi.

Menurut Hasto, arek-arek Surabaya itu memegang prinsip dengan kuat, seperti sejarah peristiwa Hari Santri pada 22 Oktober 1945 dan Hari Pahlawan 10 November.

"Mereka menunjukkan kuatnya semangat patriotisme yang digelorakan oleh semangat hubulwatan minal iman. Jadi berbagai bentuk tekanan yang ditujukan ke Eri-Armuji, Bu Risma dan beberapa pendukungnya tidak akan efektif. Mereka akan berhadapan dengan rakyat Surabaya yang selalu membela yang benar," kata dia. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler