Hasto: PDIP Obor Penerang Pergerakan Rakyat

Jumat, 17 Agustus 2018 – 16:17 WIB
MERDEKA: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI di lapangan depan DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/8). Foto: DPP PDIP for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan menjadikan peringatan HUT RI ke 73 sebagai momen untuk memperkuat jati diri sebagai partai pelopor. Kepeloporan ini pernah dilakukan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri saat melahirkan Jokowi sebagai pemimpin yang berasal dari rakyat.

“Kami adalah partai rakyat, partai pelopor, partai yang memegang obor penerang bagi pergerakan rakyat itu sendiri,” kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-73 RI di lapangan depan kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/8).

BACA JUGA: Tak Kunjung Jadi PNS, Honorer K2 Merasa Dijajah Penguasa

Sekitar seribu kader PDI Perjuangan di Jakarta hadir dalam upacara sederhana namun khidmat di bawah terik matahari pagi. Peserta termasuk sejumlah pengurus DPP PDI Perjuangan seperti, Andreas Pareira, Utut Adianto, Mindo Sianipar, dan Ribka Tjiptaning.

Menurut Hasto, Megawati masih ingat betul bagaimana kondisi negara pada 2014. Saat itu Presiden Jokowi yang baru memimpin, mendapat warisan tiga persoalan utama bangsa.
Persoalan pertama adalah melunturnya martabat dan kehormatan bangsa.

BACA JUGA: Simak Pesan Jokowi Saat Perayaan HUT RI ke-73 di Istana

Kedua melemahnya sendi ekonomi nasional, di mana fiskal APBN mengalami defisit dalam tiga aspek fundamentalnya. Termasuk keseimbangan primer, defisit neraca perdagangan, juga defisit dalam APBN.

Di sisi lain, lanjut Hasto, bangsa Indonesia juga mengalami persoalan intoleransi dan krisis kebangsaan. Inilah masalah ketiga saat itu. Di tengah banyak permasalahan bangsa itu, Megawati menyerap suara rakyat yang menghendaki sosok pemimpin sederhana. Maka lahirlah melahirkan sosok Jokowi.

BACA JUGA: HUT RI Ke-73, Begini Pesan Kemerdekaan dari Sophia Latjuba

“Di tengah problema itu, sejarah mencatat bagaimana kepemimpinan tangan dingin Ibu Megawati mampu melahirkan pemimpin baru, pemimpin yang tumbuh dari bawah, pemimpin yang digembleng dari bawah dan pemimpin itu adalah Bapak Joko Widodo. Beliau adalah pemimpin rakyat itu sendiri,” ujar Hasto disambut riuh tepuk tangan.

Setelah empat tahun memimpin, lanjut Hasto, Jokowi pun mampu memecahkan persoalan-persoalan utama bangsa yang diwarisi pemimpin sebelumnya. Presiden Jokowi menjawab tiga persoalan bangsa dengan Trisakti.

"Trisakti menjadi jawaban dan pembumian dari Pancasila. Maka di bawah pimpinan Jokowi perbatasan NKRI jadi halaman depan kita, yang dibangun dengan baik sehingga mereka bangga dengan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,” jelasnya.

Hasto menambahkan, Jokowi menggerakan konsep pembangunan dari pinggiran. “Pembangunan keadilan bahwa Indonesia Timur dibangun dan diletakkan dasar-dasar kemajuan Indonesia Raya untuk periode kedua kepimpinan Pak Jokowi,” ujarnya.

Selain itu, papar Hasto, pembangunan yang dilakukan Jokowi juga menyentuh ruang personal rakyat lewat program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Keluarga Harapan.

“Semua program rakyat dijalankan baik. Bahkan kepemimpinan turun ke bawah jadi ciri khas Jokowi. Kepemimpinan Pancasilais dan itulah kader PDI Perjuangan,” ujar Hasto kembali disambut riuh tepuk tangan. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Umar Patek Dapat Remisi HUT RI ke 73, Susy Beri Selamat


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
PDIP   HUT RI ke 73  

Terpopuler