Hasto Sebut Gotong Royong Politik Bisa Dilakukan Berdasarkan Akar Sejarah Bangsa

Selasa, 15 November 2022 – 17:05 WIB
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (dua dari kiri) saat menjadi pembicara di diskusi yang bertajuk "Suksesi Kepemimpinan 2024" di Gedung Pengurus Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (15/11). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan gotong royong dalam konfigurasi politik nasional saat ini harus dibangun berdasarkan akar sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Hal itu disampaikan Hasto saat menjadi pembicara dalam diskusi Road to Muktamar Muhammadiyah yang bertajuk "Suksesi Kepemimpinan 2024" di Gedung Pengurus Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (15/11).

BACA JUGA: Pengamat: Politik Gotong Royong Terwujud jika PDIP dan PKS Merapat ke KIB

Hasto menjelaskan jika melihat dalam kesadaran historis, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk dengan tujuan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Berdasarkan survei saat ini, banyak pemilih atau pendukung Muhammadiyah preferensi politiknya ke PAN. Kemudian NU secara kultural memiliki preferensi ke PKB, PPP, dan PDI Perjuangan.

BACA JUGA: Gerindra Sebut Membangun Bangsa Harus Gotong Royong

PDI Perjuangan hadir sebagai rumah kebangsaan Indonesia Raya.

"Ini, kan sama-sama berjuang untuk kemerdekaan bangsa kita. Kemudian PDI Perjuangan, PAN, PPP, PKB memiliki akar historis yang kuat sebagai cermin gotong royong nasional untuk mencapai kemerdekaan Indonesia," kata Hasto.

BACA JUGA: Peringati Harkitnas 2022, Puan Ajak Rakyat Kobarkan Semangat Gotong Royong

Dia juga menyebutkan Soekarno juga sejatinya mendirikan Partai Golkar sebagai kelompok fungsional, yang kemudian dibesarkan pada masa Orde Baru.

Tak hanya itu, dia juga menyebutkan Gerindra jika ditelisik lebih lanjut, partai berlogo kepala Garuda itu bagian dari akar perjuangan bangsa, karena kakek Prabowo Subianto (Ketua Umum Gerindra) adalah pejuang, juga pahlawan nasional.

Dia menyebutkan dengan konfigurasi partai yang memiliki rekam jejak sejarah perjuangan bangsa, bisa menguatkan gotong royong nasional. 

"Kalau ini bisa membangun kekuatan gotong royong nasional maka akan menentukan stabilitas politik, ekonomi dan mengejar ketertinggalan kita dibandingkan bangsa bangsa lain," lanjutnya.

Dia juga menyebutkan pihaknya mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin dari kader Muhammadiyah, dan mereka layak disiapkan menjadi pemimpin di lembaga politik.

"Dari Muhammadiyah bisa kita gali way of leadership. Bahkan, Bung Karno ingin kain kafannya ditutup dengan bendera Muhammadiyah dan begitu memahami Islam is a progress," ujarnya. 

Dia lantas merekomendasikan kader-kader Muhammadiyah dapat disiapkan sebagai calon legislatif ataupun eksekutif melalui parpol.

"Saatnya menyiapkan kader-kader Muhammadiyah dengan cara-cara Bung Karno, KH Ahmad Dahlan, KH Agus Salim, Ir. Djuanda dll dengan menggembleng diri, menjadi sosok pemimpin yang diidealkan. Sehingga muncul visi kepemimpinan yang kuat," pungkas Hasto.

Untuk diketahui, Soekarno sendiri merupakan kader Muhammadiyah sejak 1930. 

Bahkan dia pernah menjadi pengurus Majelis Pendidikan dan Menengah di Bengkulu.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler