Hasyim Muzadi : Gerakan Perubahan Belum Solid

Rabu, 30 Maret 2011 – 07:45 WIB

JAKARTA -Para deklarator Dewan Penyelamat Negara (DEPAN) melanjutkan roadshow ke sejumlah tokoh nasionalSetelah diterima Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin minggu lalu, kini mereka bertemu dengan mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.

Dalam pertemuan itu, Hasyim mengapresiasi langkah yang dilakukan DEPAN

BACA JUGA: Untung Ada Wartawan

Dia mengakui perasaan keprihatinan, kegeraman, dan kemarahan terhadap kondisi bangsa dan negara sudah merata di Indonesia
Sayangnya, semua energi itu tidak mampu dikoordinasikan menjadi sebuah gerak karena ada dua kendala besar.

Yang pertama, jelas Hasyim, masing -masing pihak baru merasakan 'sedih' yang diukur menurut kepentingannya sendiri -sendiri

BACA JUGA: Dirut PT Masaro Mengaku Tak Mampu Bayar Kerugian Negara

Belum mampu menjelma menjadi satu kepentingan besar yang holistik.

"Rakyat sedih karena miskin, politisi sedih karena berhenti jadi politisi, DPD sedih karena dipilih lebih banyak dari DPR tapi disfungsi," canda Hasyim saat menerima rombongan DEPAN di Sekretariat International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Jalan Dempo, Jakarta Pusat, kemarin (29/3).

Guyonan Hasyim itu memang ditujukan kepada Wakil Ketua DPD Laode Ida dan Effendi Choirie yang baru dipecat DPP PKB
Merasa disentil, Laode dan Gus Choi -panggilan populer Effendi Choirie, langsung tertawa lepas

BACA JUGA: Belanja Minim, 10 Instansi Diawasi

Hadir juga anggota DPR dari Partai Golkar Bambang Soesatyo, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Permadi, Kordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi, dan belasan deklarator DEPAN lainnya.

Hasyim melanjutkan kendala yang kedua adalah semua tokoh ingin menjadi pemimpinBahkan, semua ketua umum partai ingin menjadi presiden"Padahal, berdoa supaya semua jadi presiden juga tidak mungkinInilah yang mengeliminasi integrasi," ujar HasyimKondisi ini, ingat dia, tidak boleh dianggap sepeleKarena telah membendung aspirasi perubahanAkibatnya berbagai problem sistemik dan problem kepemimpinan yang diikuti hancurnya rasa kebangsaan tidak mampu dituntaskan

Terkait kepemimpinan, Hasyim menyebut leadership yang tidak tegas merupakan masalah besarKepemimpinan seperti ini, kata dia, cenderung membiarkan dan mengambil jarak dari persoalan, sehingga persoalan terus menumpukPola semacam ini berdampak sangat jelek, yakni merusak wawasan kebangsaan rakyat.

"Salah satu efeknya mereka sudah tidak percaya lagi kepada politikKalau disuruh memilih, mereka tanya saya dibayar berapa," kata HasyimKepemimpinan yang tidak sehat, imbuh Hasyim, tidak mungkin membuat jajaran di bawahnya sehatPengelolaan negara pun bernuansa sharing power (berbagi kue kekuasaan), violance (kekerasan), dan devide et empera (memecah belah)"Ini sedang marak," ujarnya.

Hasyim berharap DEPAN bisa menawarkan konsepsi perubahan yang konkritTanpa itu Hasyim khawatir gerakan DEPAN hanya akan mengulang -ulang kelemahan"Dulu tidak membayangkan menurunkan Pak Harto jadinya seperti iniMasak salah mengira lagi," katanya, lantas tersenyum.

Dia juga mengingatkan agar agenda perubahan di Indonesia tidak berujung seperti Libya"Waktu 1998 terjebak diselancari kekuatan asingKita untungnya hanya politikSementara Libya itu sekarang diselancari barat secara militer," ujar Hasyim.

Sebelumnya, Bambang Soesatyo membeberkan tumpukan masalahMulai soal century dan mafia pajak yang mengambang, sampai langkah mundur  RUU Tipikor yang diusulkan pemerintahSelain itu, di ranah politik terjadi tekanan dan penyeragaman terhadap partai koalisi"Bermimpi dalam tiga tahun ini ada perubahan besar," kata anggota Komisi III DPR, itu.

Permadi mengatakan Indonesia adalah negara yang sudah kehilangan kedaulatan wilayah, politik, dan ekonomiDi bidang ekonomi, dia mencontohkan, sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan telah dikuasai kekuatan modal asing"Solusinya hanya satu, yaitu revolusi rakyat," katanyaHari ini, rombongan deklarator DEPAN akan bersilaturahmi ke Jusuf Kalla di Gedung PMI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan(pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyuap DPR Diganjar 6 Tahun Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler