jpnn.com - jpnn.com -Komisi Persaingan Dan Pengawas Usaha KPPU Surabaya, melakukan sidak harga cabai di pasar Wonokromo Surabaya, kemarin.
Dalam sidak tersebut tidak ditemukan adanya indikasi kartel, tapi banyak pedagang melakukan oplos cabai untuk menghindari rugi.
BACA JUGA: Cabai Mahal, Pedagang Sambal Pecel Gigit Jari
Cabai oplosan dilakukan dengan mencampur yang segar dan busuk.
Hal ini dilakukan pedagang sejak hampir tiga minggu lalu lantaran ogah rugi melihat fluktuasi harga cabai yang terpengaruh musim.
BACA JUGA: Harga Tembus Rp 180 Ribu/Kg, Cabai Setan Makin Seram
Dari hasil sidak KPPU Surabaya ditemukan kenaikan merata di seluruh jenis cabai.
Harga tertinggi terjadi pada cabai rawit merah mencapai Rp 90 ribu per kilogram, sedangkan cabai merah Rp 24 ribu rupiah , dan cabe keriting sebesar Rp 50 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Harga-harga Naik Semua, Susah Jualnya
Namun, pedagang juga memberikan opsi pada pembeli jika dirasa harga cabai terlalu tinggi.
Yakni dengan mengalihkan opsi cabai segar ke yang kering dengan selisih harga lebih murah Rp 10 ribu .
"Kami tidak yakin mahalnya harga cabai akibat permainan tengkulak," ujar Aru Armando, Kepala KPPU Surabaya
KPPU Surabaya melakukan pemeriksaan dari sisi pasokan.
Dampak kenaikan harga cabe dirasakan pedagang lantaran pembeli memilih mengurangi jumlah pembelian yang mencapai 50 persen.
Menurut Hermin salah satu pedagang, jumlah pasokan juga dikurangi separuh, dari 100 kilogram perhari menjadi 50 kilogram.(end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Rica Nona Naik, Rica Keriting Turun
Redaktur & Reporter : Natalia