jpnn.com - NONTON pertandingan secara live bersama teman, orang-orang terdekat, atau bahkan sendiri memang menghadirkan keseruan tersendiri. Efek-efek kejutan khas Piala Dunia yang tersaji dalam siaran langsung sulit ditandingi siaran tunda. Karena itu, jutaan penggila bola di Indonesia rela begadang untuk menjadi saksi.
Perbedaan waktu antara Brasil dan Indonesia memang tidak menguntungkan. Meski kabarnya jadwal laga sudah diatur agar fans di Asia tidak terlalu ’’menderita’’, orang Indonesia tetap saja harus bangun tengah malam, dini hari, bahkan pagi. Ada laga yang baru digeber pukul 05.00 WIB dan berakhir hanya beberapa menit sebelum jam normal beraktivitas.
BACA JUGA: Mengisap Jempol Itu Normal
Dokter Puri Safitri Hanum SpPD menyatakan, sah-sah saja begadang untuk menikmati Piala Dunia. Asal, jangan sampai jadi habit. Sebab, terlalu sering begadang tidak baik bagi kesehatan tubuh. Bahkan, efeknya bisa fatal.
Dia menjelaskan, tubuh manusia minimal beristirahat enam jam dan normalnya delapan jam. Jika waktu istirahat kurang dari waktu normal tersebut, implikasi yang ditimbulkan cukup beragam. Buruknya, semua mengarah kepada gangguan kebugaran pada tubuh.
BACA JUGA: Tips Begadang Nonton Bola agar Tetap Fit
’’Mulai yang ringan seperti menurunnya imunitas atau kekebalan tubuh. Meski pola makan bagus, kalau sistem imun turun, tubuh gampang terkena virus. Sampai yang terburuk kanker,’’ papar dr Hanum.
Mereka yang beraktivitas pada pagi hari jelas kena dampak paling besar. Baik itu sekolah maupun bekerja. Mereka umumnya mengalami penurunan konsentrasi sehingga kinerja dapat terganggu. Dalam jangka panjang, kurangnya masa istirahat dapat meningkatkan risiko kanker.
BACA JUGA: Pegawai Kantoran Jangan Ngopi Siang Hari
Hal ini disebabkan hormon melatonin yang diproduksi tubuh berkurang. Melatonin merupakan hormon natural yang diproduksi tubuh untuk mengatur jam biologis manusia. Hormon inilah yang mengatur tubuh untuk capek pada malam hari dan bangun ketika pagi hari.
Bagi penderita diabetes, begadang juga tidak baik. Sebab, tidak tidur saat jam biologis meminta istirahat dapat meningkatkan kadar insulin sehingga gula darah menjadi naik. Selain itu, begadang membuat produksi leptin turun sehingga hormon yang menekan nafsu makan ikut menurun.
’’Yang lebih berbahaya lagi, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang biasa begadang berisiko mengalami inflamasi kronis empat kali lebih tinggi. Itu mengakibatkan stroke,’’ tambah spesialis penyakit dalam tersebut.
Penelitian terbaru dari Center of Sleep and Circadian Neurobiology di Universitas Pennsylvania bahkan menyebutkan, kurang tidur dapat mengakibatkan kerusakan otak. Terlalu lama bangun pada malam hari, sebut penelitian itu, merusak sel otak spesifik yang disebut locus ceruleus (LC) yang berperan membuat manusia terjaga.
’’Objek penelitian ini adalah tikus. Namun, hasil yang didapat membuat kita semua harus lebih berhati-hati. Kami akan meneruskan studi untuk mengetahui apakah efeknya sama terhadap manusia,’’ papar Sigrid Veasey MD, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania, kepada CNN.
Dalam penelitian tersebut, tikus hanya diperbolehkan tidur empat hingga lima jam dalam sehari (24 jam). Hanya dalam tiga hari kekurangan tidur, mereka mengalami penurunan sel LC sebanyak 25 persen. Di sisi lain, penelitian di University of Surrey menghubungkan kekurangan tidur dengan gangguan fungsi gen yang memengaruhi metabolisme. (mid/c17/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komunikasi Dukung Paliatif
Redaktur : Tim Redaksi