Hati-Hati dengan Nyeri Pinggang, Bisa Jadi Saraf Terjepit

Kamis, 27 Oktober 2022 – 21:50 WIB
Pengobatan sakit pinggang (lumbago). Foto: dok for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Saraf terjepit merupakan kondisi berbahaya yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri di area tubuh tertentu, termasuk pinggang.

Meskipun begitu, beberapa orang masih sulit membedakan nyeri pinggang biasa dengan yang berbahaya. 

BACA JUGA: Alami Masalah Saraf Terjepit, Ashanty Bakal Lakukan Prosedur Ini

Mayo Clinic menyebutkan bahwa sekitar 80% orang pernah merasakan nyeri di area pinggang, setidaknya sekali dalam hidupnya.

Banyak orang abai terhadap nyeri pinggang, beberapa orang lainnya merasa perlu melakukan pengobatan.

BACA JUGA: Terungkap Penyebab Ferry Irawan Alami Saraf Terjepit, Ternyata...

Lalu, sebenarnya bagaimana cara membedakan rasa nyeri pinggang akibat saraf terjepit dengan nyeri pinggang biasa? 

Dr. Ketut Ngurah Gunapriya, Sp.An, KIC, FIPM, CIPS., mengatakan nyeri pinggang merupakan masalah umum yang sering dialami oleh orang dewasa.

BACA JUGA: Anda Mengalami Saraf Terjepit? Dengar Saran Spesialis Orthopedi ini

Meskipun begitu, sangat sulit mendiagnosis nyeri pinggang tanpa bantuan medis, apalagi nyeri pinggang ini bisa disebabkan oleh berbagai penyebab.

Di antaranya cedera saat berolahraga, duduk terlalu lama atau membawa tas punggung yang terlalu berat, terjadi peradangan pada sendi tulang belakang.

Kemudian, kelainan pada lengkungan tulang belakang seperti kifosis, lordosis, hingga skoliosis, saraf terjepit atau Hernia Nucleous Pulposus

Dr. Ketut menyampaikan Hernia Nucleous Pulposus (HNP) atau saraf terjepit merupakan masalah yang sering terjadi di area tulang belakang, umumnya bagian punggung bawah atau pinggang.

Kondisi ini dapat terjadi ketika saraf di area tulang belakang tertekan oleh jaringan sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri, baal, dan otot bagian tulang belakang yang melemah.

"Semua orang berisiko mengalami saraf terjepit, terutama mereka yang berusia 50 tahun ke atas, memiliki berat badan berlebih, genetika, merokok, duduk dalam waktu yang lama," terangnya.

Dijelaskannya saraf terjepit sebaiknya tak dianggap remeh, karena jika terus dibiarkan akan menganggu hantaran listrik sistem saraf ke otak, sehingga menyebabkan kesemutan, otot di bagian paha menjadi lemah, muncul rasa nyeri yang dapat menganggu aktivitas.

Bahayanya bisa menyebabkan kelumpuhan. Oleh karena itu, menurut Ketut Ngurah Gunapriya, dokter spesialis anestesi yang berpraktik di klinik nyeri KL Klinik menyebutkan bahwa sebaiknya jika sudah mengalami gejala nyeri di area tulang belakang, segera lakukan konsultasi dengan dokter.

“Apalagi jika rasa nyeri tak hilang dalam waktu berbulan-bulan hingga menahun, nah itu bisa jadi warning sign adanya saraf terjepit. Untuk itu, segera lakukan konsultasi dengan dokter,” jelasnya.

Untuk mengatasi sekaligus mencegah saraf terjepit, dia menyarankan melakukan pemeriksaan dengan dokter.

Pemeriksaan pada saraf terjepit biasanya dilakukan setelah melakukan konsultasi, biasanya  dokter akan menyarankan pemeriksaan deteksi HNP dengan CT-Scan atau MRI untuk mengetahui ada atau tidaknya saraf terjepit. 

Setelah itu, dokter akan memberikan beberapa pilihan pengobatan yang sesuai dengan tingkat keparahan saraf terjepit.

"Kalau sudah parah ya dilakukan pengobatan dengan tindakan medis, operasi itu pilihan terakhir,” kata dokter yang berpraktik di Pain Center KL Klinik ini.

Dia melanjutkan tempat pengobatan pada masalah nyeri, termasuk nyeri saraf terjepit tanpa tindakan operasi adalah di Klinik Nyeri Pain Center KL Klinik. Dengan konsep “Pain Care Management” hadir membantu masalah nyeri Anda. 

"Dibandingkan terapi nyeri yang konvensional (obat minum) ataupun tindakan operasi yang berisiko tinggi untuk pasien, kami memilih memfokuskan kenyamanan serta teknik pengobatan modern yang aman dan efektif tanpa pembedahan (operasi)," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler