Hati-Hati! Kamu Bisa Keracunan Sinar Matahari

Minggu, 13 Agustus 2017 – 07:27 WIB
Berjemur matahari. Foto: Pixabay

jpnn.com - JIKA melihat kulit Anda terbakar, melepuh, mengelupas dan membuat seluruh tubuh sakit, terkadang hanya menyebutnya sebagai luka bakar biasa saja tidak cukup.

Kata yang lebih tepatnya adalah keracunan matahari.

BACA JUGA: Berbagai Manfaat Matahari Bagi Kesehatan

"Meskipun orang sering menggunakan istilah tersebut secara bergantian, keracunan matahari dan sengatan sinar matahari yang parah sebenarnya adalah kondisi kulit yang sangat berbeda," kata asisten profesor dermatologi di Weill Cornell Medicine, Shari Lipner, seperti dilansir laman Yahoo.

Dia menjelaskan, gejala sunburn adalah kemerahan dan pembengkakan kulit setelah terlalu banyak terkena paparan sinar matahari dan itu bisa terjadi pada siapa saja. Berbeda dengan keracunan sinar matahari.

"Namun, keracunan matahari adalah jenis ruam yang hanya beberapa orang dapatkan, karena reaksi kekebalan tubuh yang tidak normal terhadap sinar matahari," tambah Dr. Lipner.

Jadi, bagaimana bisa tahu mana yang Anda miliki?

"Ketika seseorang terkena sinar matahari, kulit mereka tampak merah dan meradang," kata Dr. Lipner.

Dalam kasus yang parah, hal tersebut bahkan bisa menyebabkan kulit melepuh dan bahkan berdarah.

Keracunan matahari terlihat sama sekali berbeda dan biasanya menyebabkan gatal kecil pada kulit.

Baik sengatan maupun keracunan matahari terjadi setelah Anda terkena sinar matahari.

Keracunan matahari juga bisa muncul setelah beberapa menit Anda berada di bawah sinar matahari.

"Keracunan matahari adalah sejenis alergi matahari, dan istilah medisnya adalah fotodermatitis atau erupsi cahaya polimorfik," jelas Dr. Lipner.

Sekitar 10 hingga 20 persen populasi mungkin memiliki alergi matahari dan bisa terkena keracunan sinar matahari.

Orang dengan alergi matahari biasanya mengalami reaksi saat berada di bawah sinar matahari untuk waktu yang lama atau saat sistem kekebalan tubuh mereka melemah.

Alergi matahari juga lebih sering terjadi pada wanita dan biasanya dimulai sekitar usia 30 tahun.

Kadang-kadang, alergi sinar matahari bisa terjadi pada keluarga.

Namun, beberapa orang mengalami keracunan sinar matahari karena mereka menggunakan obat tertentu, seperti antibiotik atau karena mereka telah berhubungan dengan tanaman atau gulma tertentu.

" Kadang-kadang, sengatan matahari bisa lebih parah daripada keracunan sinar matahari, tapi hal sebaliknya bisa terjadi juga," kata Dr. Lipman.

Biasanya dermatologists akan menyuruh Anda untuk menghindari sinar matahari dan menggunakan perlindungan sinar matahari yang tepat untuk mencegah reaksi.

Atau mereka mungkin meresepkan hidrokortison OTC untuk membantu meringankan rasa sakit.

Jika Anda pikir memiliki keracunan sinar matahari, maka sangat penting untuk menemui dokter kulit sehingga mereka bisa mendiagnosis karena kondisi kulit lainnya bisa terlihat serupa.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler