jpnn.com, SURABAYA - Obat tetes mata yang mengandung steroid memang menjadi obat andalan. Mata merah karena terkena debu atau benda lain bisa langsung jernih.
Namun, obat tersebut ternyata memiliki efek yang lebih buruk untuk mata. Yakni, timbulnya penyakit glaukoma.
BACA JUGA: Kenali Penyebab Mata Merah
BACA JUGA : Hilangkan Kerutan di wajah dan Mata Panda dengan Masker Kunyit
Penggunaan obat tetes mata dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan meningkatnya tekanan bola mata.
BACA JUGA: 4 Langkah Mudah Mengatasi Mata Merah
Kondisi itu merupakan faktor risiko utama terjadinya kerusakan saraf pada glaukoma.
Berdasar penuturan dokter spesialis mata RS Mata Undaan dr Lydia Nuradianti SpM, glaukoma menjadi penyebab kebutaan kedua setelah katarak.
BACA JUGA: Mata Merah Kena Virus Jerman melalui HP, Bohong!
BACA JUGA : Kenali Penyebab Mata Merah
Tekanan bola mata yang tinggi menjadi pemicunya. ''Penyakit ini tidak memandang usia. Bahkan, bayi pun dapat mengidapnya,'' tuturnya.
Selama ini, lanjut dia, kunjungan pasien glaukoma di RS Mata Undaan cukup tinggi. Selalu meningkat dari tahun ke tahun.
''Dalam waktu setahun pada 2018, kunjungan pasien glaukoma tercatat 8.054 pasien,'' paparnya.
BACA JUGA : Hilangkan Mata Panda dengan 6 Langkah Mudah Ini
Glaukoma, kata Lidya, ada yang akut dan kronis. ''Yang akut biasanya masih ada gejalanya seperti pusing dan mual,'' ucapnya.
Pada tahap awal, terdapat halo atau pelangi saat melihat cahaya. Sementara itu, yang kronis lebih berbahaya.
Tanpa gejala apa pun. Pandangan tiba-tiba menghilang dari samping.
Pasien cenderung tidak menyadari jika mengidap glaukoma hingga terjadi kerusakan fungsi penglihatan yang cukup berat.
''Parahnya bila penglihatan mulai menyempit. Hanya bisa melihat ke depan seperti saat menggunakan teropong,'' tutur perempuan 39 tahun itu.
Dia menjelaskan, kebanyakan yang datang berkonsultasi berusia 40 tahun ke atas. Namun, usia muda juga mulai banyak.
Sebab, obat tetes mata banyak digunakan para remaja. ''Mereka yang memakai lensa kontak biasanya menggunakan obat tetes mata. Namun, mereka kurang membaca informasi kandungan dalam kemasan obat,'' jelasnya. (ika/c15/ady/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia