SURABAYA – Kasus pencabulan makin gencar terjadi. Sasarannya pun tidak pandang bulu, termasuk anak-anak SD yang baru pulang sekolah. Kasus terbaru menimpa Kejora (nama samaran) Senin (14/3). Bocah kelas III SD itu menjadi korban pencabulan seorang pria tak dikenal. Ibu korban sudah melapor ke Mapolsek Sawahan.
"Memang benar malam kemarin (Senin, Red) ibunya sempat ke sini. Tapi, langsung kami antarkan untuk melapor ke polrestabes," terang Kapolsek Sawahan Kompol Agus Bahari kepada Jawa Pos kemarin (15/3).
Peristiwa tersebut terjadi saat korban pulang sekolah. Saat itu, Kejora bersama seorang temannya, Vita (juga bukan nama sebenarnya), berjalan di sekitar Putat Jaya. Di tengah perjalanan, langkah kaki mereka terhenti setelah disapa seorang pria yang tidak dikenal.
Pria tersebut lantas menanyakan kepada dua bocah itu lokasi toko buku terdekat. Keduanya berupaya menjelaskan. Namun, si pria yang mengendarai sepeda motor tersebut tetap tidak mengerti petunjuk arah yang diberikan. "Dua anak itu lalu diminta untuk mengantarkannya," ungkap sumberJawa Pos di kepolisian.
Pelaku membonceng dua bocah itu. Tapi, ketiganya tidak kunjung ke toko buku yang dimaksud. Pria tersebut malah mengendarai motornya tanpa tujuan yang jelas. Saat itu, Vita mulai tidak nyaman. Di tengah jalan dia menangis minta pulang. Permintaan tersebut dituruti pria itu. Vita lantas diturunkan di tengah jalan. Sementara itu, Kejora tetap bersama pria tersebut.
Kejora kembali diajak berkeliling. Dia tidak begitu ingat jalan mana saja yang dilalui. Tahu-tahu, berdasar pengakuannya, motor yang ditumpanginya berhenti di sekitar Jalan Dukuh Kupang. "Di sana celana korban dipelorot oleh pelaku. Kemudian, jari pelaku dimasukkan ke dalam organ vital korban," lanjut sumber tersebut.
Kejora tidak diam. Dia meronta, menjerit, lalu menangis. Melihat reaksi itu, pria tadi langsung mengangkut Kejora kembali ke motornya. Sama seperti Vita, dia menurunkan Kejora di tengah jalan, kembali ke kawasan Putat Jaya.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni mengungkapkan, anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar memang masih polos. Kepolosan itulah yang mengakibatkan mereka mudah dihasut. "Maraknya pencabulan anak-anak ini perlu ditanggapi serius oleh semua pihak. Semua harus bersinergi, mulai orang tua, masyarakat, polisi, hingga pemerintah," jelas Ruth.
(did/c6/fat/flo/jpnn )
BACA JUGA: Pernyataan Mengejutkan Politikus Hanura kasus Bupati Sabu
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekretariat Militer Presiden ke Balikpapan, Kodam Kaget
Redaktur : Tim Redaksi