Hati-hati Penyakit Berbahaya Ini Mulai Menyasar Usia Produktif

Rabu, 21 September 2016 – 10:59 WIB
Para lanjut usia alias lansia sedang senam. Foto: dokumen JPG

jpnn.com - JAKARTA – Belakangan ini penyakit seperti stroke, jantung, hipertensi, kolesterol, diabetes, tidak lagi menyasar kepada para manula tetapi sudah menyasar kepada usia produktif 25 – 55 tahun.

Situasi ini merupakan potret keluarga masa kini terutama di kota-kota besar. Apalagi kini banyak para istri yang ikut bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

BACA JUGA: Oalah..Ketua KPK Tak Bisa Pastikan Surat Penangkapan Irman Gusman

Beratnya tekanan pekerjaan, problematika hidup, serta tingkat stress kadang kerap menghimpit, sehingga abai memikirkan pentingnya kesehatan diri sendiri. Takdir memang di tangan Tuhan, tapi manusia bisa berusaha menjaga kesehatan dengan mengatur pola hidup sehat.

Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Kesehatan Masyarakat mengindikasikan, adanya fenomena pola hidup tidak sehat di kalangan masyarakat.

BACA JUGA: Siap-Siap! Besok Fenomena Matahari Tepat di Atas Kita

Berdasarkan data Riskesdas 2007 & Riskesdas 2013, di mana ada sejumlah faktor risiko perilaku kesehatan yang terjadi, yakni penduduk kurang aktivitas fisik (26,1%), perilaku merokok penduduk sejak usia dini (36,3%), penduduk >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur (93,5%); penduduk >10 th minum minuman beralkohol (4,6%).

BACA JUGA: Jaga Stabilitas Keamanan Maritim

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pun menekankan pentingnya gerakan untuk mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Gerakan tersebut dinamakan “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” (Germas).

Meskipun kesakitan dan kematian akibat Penyakit Menular (PM) semakin menurun, prevalensi penyakit secara umum masih cukup tinggi.

Periode 1990-2015, pola kematian akibat PTM semakin meningkat (37% menjadi 57%), akibat PM menurun (56% menjadi 38%) dan akibat kecelakaan akan meningkat (7% menjadi 13%).

Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok, dll).

Pembangunan kesehatan seharusnya adalah bentuk upaya yang dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat Indonesia.

Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

 Indonesia saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain.

Solusi Hidup Sehat Seperti Apa?

Kementerian Kesehatan mengimbau ada empat jaring solusi hidup sehat. Pertahanan pertama dilakukan oleh diri sendiri, kemudian keluarga, komunitas dan kemudian instistusi.

Secara individu disarankan tidak merokok. Masyarakat diingatka makan sayur dan buah, melakukan aktivitas fisik, tidak mengonsumsi alkohol, kelola stres, makan makanan bergizi, CTPS, dan buang sampah pada tempatnya.

Bagi keluarga, germas bisa dilakukan dengan menggunakan air bersih, menggunakan jamban yang bersih, memberantas jentik nyamuk, dan membersihkan lingkungan.

Di  kalangan komunitas, diharapkan sepeda sehat, peduli sampah, indo runner, jalan sehat, antirokok, rumah sehatm, jamban sehat, senam sehat, netizen, blogger.

Di kawasan institusi diingatkan adanya kawasan tanpa rokok, pojok ASI, pasar sehat, sekolah sehat, musala sehat, car free day, dan taman sehat.

Mari kita budayakan hidup sehat. Melakukan langkah kecil dengan mengubah pola hidup sehat, akan berdampak luar biasa bagi keluarga Anda dalam jangka panjang.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (adv/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Berani Jamin Ahok Bukan Kader PDIP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler