JAKARTA--Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa menurut survei yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), terbarunya, adalah calon presiden yang paling bersih dari korupsi. Bahkan, dalam hasil survei tersebut, disebutkan bahwa lebih dari 50 persen reponden menganggap Hatta pintar dan taat agama.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) bidang Komunikasi dan Politik, Bima Arya mengatakan, bahwa ada tiga alasan kenapa PAN sekarang optimis di 2014 untuk mencalonkan Hatta Rajasa. Pertama, Hatta punya rasio elektabilitas dan kesadaran yang cukup baik. Kedua, aspek suka lebih menonjol dibanding kandidat lain, yang kenal 57 persen dan yang suka 72 persen.
“Jadi tingkat pengenalan sejalan dengan tingkat kesukaan. Ada kandidat lain yang tingkat pengenalan tinggi tapi kesukaan rendah, hal itulah yang membedakan Hatta dengan capres lainnya. Jadi wajar jika PAN makin optimis bakal mulus mencapreskan ketua umumnya," ujar Bima Arya kepada INDOPOS (Group JPNN).
Kemudian, lanjutnya, tingkat trend elektabilitas Hatta itu naik. Di pilihan tertutup 10 nama itu kan masuk 10 besar. “Jadi kita akan siap bersaing ketat dengan Prabowo dan Ical (Aburizal Bakrie). Meskipun untuk saat ini, PAN yang baru menggelar rakornas beberapa bulan kemarin, terhitung masih belum meningkatkan kecepatan," imbuhnya.
Sementara, hasil survei yang mengatakan bahwa Hatta dianggap lebih pintar, taat beragama, dan bersih dari korupsi dibanding calon lainnya, menurut Bima, ini merupakan citra atau kualitas personal yang penting.
"Buat kita ini penting karena itukan citra yang ditentukan dengan tingkat elektabilitas dan memang Hatta punya modal bersih dari korupsi. Makanya waktu kita melihat Hatta diserang dengan kasus kereta, sebetulnya itu usaha dari lawan untuk menggerogoti citra bersih itu tadi," pungkas Bima.
Patut diketahui, beberapa penilaian ditujukkan ke besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, seperti 41 persen responden menilai Hatta bersih dari korupsi, 56 persen taat agama, dan 86 persen menganggap Hatta pintar.
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP PAN Wahyuni Refi, menilai hasil survei LSI yang menempatkan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa diperingkat 9 dengan elektabilitas 2,2 persen tentu sangat menggembirakan sekaligus tantangan bagi partai. Meskipun di point lain Ketua Umum PAN sangat unggul dari calon lainnya.
"Kami baru dua bulan saja dari sejak Rakernas PAN di Jakarta, trend peningkatan elektabilitas Pak Hatta menunjukan hasil yang cukup bagus. Hal ini tentunya menjadi kabar yang cukup menggembirakan sekaligus menjadi pemicu kita di partai untuk bekerja lebih giat lagi," terangnya pada INDOPOS, saat menyikapi hasil survei LSI terbaru, kemarin.
Karena itu, dirinya menargetkan, akhir tahun ini elektabilitas Hatta Rajasa sebisa mungkin didongkrak hingga 12 persen. Namun diakuinya, target tersebut akan mustahil jika tidak dibarengi dengan kinerja menjalankan amanat rakernas. Untuk itu, PAN akan menurunkan 10.000 kader pilihan untuk sosialisasi dan menjalankan program-program unggulan.
"Hal ini demi merealisasikan visi kebangsaan, platform ekonomi, dan konsep pembangunan bang hatta juga tidak perlu diragukan lagi. Terbukti pak Hatta, dalam waktu dekat ini akan menggagas dan meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI)," tandas mantan ketua presidium GMNI 2004-2006.
Lebih lanjut, Reffi juga mengatakan, syarat dukungan dari parpol nantinya ikut menentukan bagaimana peluang capres di 2014. Survei yang tergambar saat ini, tentunya belum bisa menjadi acuan karena belum pasti berapa persen syarat dukungan parpol untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres.
"Karena itu, PAN tidak mengkhawatirkan angka itu. Kita sekarang ini fokusnya konsolidasi agar di pileg nanti bisa mendapatkan dua digit suara, sehingga memudahkan kami untuk bisa mengusung Bang Hatta sebagai capres. Jadi kalau sekarang disurvei menang tetapi tidak ada dukungan partai yang signifikan kan juga menjadi sia-sia," ujarnya. (dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jonny Allen Tantang Sekretaris DPC PD Kembalikan Uang
Redaktur : Tim Redaksi