Hatta Mulai Dilirik Konstituen Partai Islam

Prabowo Teratas, Gerindra Ancam Posisi PDIP

Senin, 08 April 2013 – 00:08 WIB
JAKARTA - Nama-nama dari kalangan partai politik (parpol) yang akhir-akhir ini sering disebut sebagai  kandidat calon presiden (capres), makin terdongkrak elektabilitasnya. Seiring terdongkraknya elektabilitas capres, elektabilitas parpol pun ikut terkerek.

Berdasarkan hasil survei Indonesia Network Election Survei (INES) yang dilakukan selama periode 18-30 Maret, posisi Partai Gerindra mulai mengancam PDIP yang selama ini bertengger di peringkat kedua di bawah Golkar. Dari survei INES yang dipublikasikan Minggu (7/4), Golkar masih menjadi jawara dengan elektabilitas 19,7 persen.

Sedangkan PDIP ada di peringkat kedua dengan elektabilitas 18,5 persen, dibayangi Gerindra dengan 18,2 persen. Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) menyodok ke urutan keempat dengan elektabilitas 10,6 persen.

Namun berdasarkan elektabilitas capres, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra berada di peringkat pertama dengan elektabilitas 39,8 persen. Angka itu melejit dibanding survei INES Oktober tahun lalu, yang menempatkan elektabilitas Prabowo pada angka 19,8 persen.

Direktur Eksekutive INES, Sudrajat Sacawisastra, Minggu (7/4), memaparkan, di samping Prabowo secara elektoral memang menanjak, elektabilitas Gerindra pun meningkat karena dipersepsikan jauh dari kasus korupsi. "Jadi Prabowo  punya kans¬†yang kuat secara elektoral untuk menjadi presiden pada Pilpres 2014, apalagi didukung trend kenaikan elektabilitas¬† Gerindra karena dipersepsikan terbersih dari kasus korupsi," kata Sudrajat.

Mengacu hasil survei terakhir INES itu, elektabilitas Megawati pun ikut terdongkrak dari 13,16 persen pada Oktober 2012 menjadi 17,2 persen pada Maret lalu. "Ini dikarenakan kerja PDIP yang makin positif dan sikap publik yang mulai bangkit kepercayaannya terhadap PDIP dan Megawati," sambung Sudradjat.

Sedangkan Aburizal Bakrie tertolong dengan maraknya iklan yang menonjolkan sosok pengusaha yang jadi capres Partai Golkar itu. Dari 7,36 persen pada survei Oktober lalu, kini elektabilitas Ical -panggilan Aburizal- naik menjadi 10, 3 persen. "Kenaikannya karena pengaruh iklan di tivi yang sangat masif," sambung Sudradjat.

Namun ada yang menarik dari survei INES, yakni mulai bergesernya suara pemilih Islam ke figur Hatta Rajasa yang hingga saat ini belum mendeklarasikan diri sebagai capres. "Banyak konstituen  capres dari PKS, PPP dan PKB yang  beralih ke Hatta karena paling dianggap sebagai representasi partai Islam," sambungnya.

Berdasarkan survei INES, Hatta memang memiliki ekeltabilitas 14,4 persen. Artinya, ada kenaikan dibanding survei Oktober tahun lalu yang menempatkan Hatta hanya dengan elektabilitas 11, 3 persen.

Nama capres lain dari parpol yang muncul adalah Wiranto. Ketua Umum Partai Hanura itu mengantongi elektabilitas 3,3 persen. Salah satu penyebab naiknya elektabilitas Wiranto adalah masuknya pengusaha Hary Tanoesoedibjo ke Hanura yang disertai pembertitaan masif tentang kegiatan Hanura lewat media-media milik bos MNC Group itu.

Sedangkan nama bekas Gubernur DKI, Sutiyoso, masuk dalam salah satu bursa capres karena lolosnya PKPI sebagai partai peserta Pemilu 2014. "Tapi elektabilitas Sutiyoso masih 0,7 persen," ucap Sudradjat.

Sudrajat menjelaskan, survei INES dilakukan melalui wawancara langsung terhadap 6000 responden. Margin of error pada survei itu dipatok kurang lebih 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 98 persen.

Namun demikian ia juga megaskan bahwa survei INES itu murni dengan biaya sendiri.  "Survei ini didasari atas mulai memanasnya atmosfir politik menjelang pemilu legislatif maupun Pilpres, seiring banyaknya pemberitaan parpol dan elit untuk pencitraan," pungkasnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pansus RUU Ormas Akomodir Masukan Publik

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler