Haul ke-13 Gus Dur, Ketua PSI NTB Ajak Anak Muda Kenang Jasanya

Kamis, 29 Desember 2022 – 23:54 WIB
Haul ke-13 Gus Dur, DPW PSI NTB Gelar Zikir dan Doa di Mataram. Foto: Edi Suryansyah/JPNN.com

jpnn.com, MATARAM - Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (DPW PSI NTB) kembali menggelar peringatan Haul Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-13. 

Acara itu pun berlangsung khidmat di kantor DPW PSI NTB, jalan Majapahit Nomor 3 Kota Mataram, pada Kamis malam (29/12). 

BACA JUGA: Hari Santri, Wamen ATR/BPN Serahkan Sertifikat Tanah Yayasan Keluarga Gus Dur

Ketua DPW PSI NTB Dian Sandi Utama mengatakan, peringatan Haul tersebut sebagai bentuk takzim dan hormatnya kepada Gus Dur yang selama ini dikenal sebagai tokoh bangsa yang karismatik. 

Selain itu, kata Sandi, Haul ke-13 ini juga merupakan momen bagi anak muda untuk mengenang sosok sang kiai NU itu. 

BACA JUGA: Gus Jazil Berharap Figur yang Jadi Presiden 2024 seperti Gus Dur

"Momen ini juga menjadi waktu yang tepat untuk sama-sama belajar bagaimana seorang Gus Dur yang mencintai manusia tanpa membeda-bedakan warna dan latar belakang suku dan agamanya," kata Sandi. 

Pemilik istilah Gitu aja kok repot itu juga, kata pria yang akrab disapa DSU ini telah menjadikan kebudayaan sebagai seni yang mengatur hidup dan menghasilkan pilar-pilar untuk menjaga tatanan sosial. 

BACA JUGA: Putri Gus Dur Mengomentari Pernyataan Suharso Soal Amplop Kiai

Baginya, telah menyisihkan pemikirannya pada masalah kebudayaan di Indonesia.

Selain sosok ulama besar, Gus Dur juga kata Sandi merupakan bapak pluralitas Indonesia karena menjadi presiden untuk segala umat yang beragam di Tanah Air.

"Maka dari itu acara ini akan terus kami laksanakan setiap tahun, karena kami ingin merasa terus bersama Gus Dur," ucap Sandi. 

Di sisi lain, Sandi juga menyebutkan beberapa ungkapan Gus Dur yang menurutnya sangat membekas pada dirinya. 

Salah satunya, yaitu manusia adalah tempat Tuhan merindukan dirinya sendiri. Dan manusia adalah pancaran cahaya dan cintanya, dan cintalah yang menyatukan semua manusia dan semesta.

Kata-kata itu menurut dia sangat membekas baginya karena memiliki makna yang begitu besar. 

"Bersama ajaran-ajaran beliau hidup jadi damai dan bergairah," pungkasnya. (mcr38/jpnn) 


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Edi Suryansyah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler