"Sejak tanggal 5 (September)," tegasnya saat hendak memasuki mobil dinasnya setelah mengikuti rapat paripurna DPRD DIJ.
HB X menyerahkan surat peryataan pengunduran dirinya langsung kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. "Saya berikan pernyataan. Kalau permohonan (pengunduran diri), kan harus ada jawaban (dari pengurus partai). Kalau pernyataan, kan gak perlu," imbuh pria yang menjadi kader Golkar sejak 30 tahun lalu itu.
Mantan ketua DPD Partai Golkar DIJ tersebut menyatakan, gubernur memang lebih baik menjadi nonpartisan atau tidak menjadi anggota partai politik tertentu. Saat ini memang di pusat tengah beredar wacana agar gubernur di Indonesia adalah nonpartisan. "Ya syukur. Saya kira itu lebih baik," tandasnya.
HB X keluar dari Partai Golkar karena salah satu syarat sultan yang bertakhta saat diajukan menjadi calon gubernur adalah nonpartisan. Syarat tersebut tertuang dalam pasal 18 UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIJ. Sebelumnya HB X juga sudah siap melakukan hal tersebut. Sebab, itu merupakan permintaan dari fraksi di DPR agar gubernur tidak memihak kepada partai tertentu.
Ketua DPD Partai Golkar DIJ Gandung Pardiman menyatakan, pihaknya menerima keputusan HB X mengundurkan diri dari Partai Golkar jika UUK mewajibkan hal tersebut. "Kami legawa. Ngarso Dalem mundur dari Golkar kan hanya formalitas. Saya yakin hatinya masih di sini (Partai Golkar)," ujar Gandung kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Meski begitu, kata dia, HB X hanya tidak diperbolehkan untuk menjadi kader partai politik tertentu, tapi hak-hak politiknya tetap ada. "Tak boleh berpolitik dalam arti mejadi politikus. Tapi, tidak ada larangan berpolitik," tandas anggota DPR tersebut. (hed/jpnn/c4/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kader Gerindra Patuhi Larangan Kunker Luar Negeri
Redaktur : Tim Redaksi