HBN 2024, Anak Muda Berperan Penting dalam Melestarikan Batik

Rabu, 02 Oktober 2024 – 16:27 WIB
Ketua YBI Gita Pratama Kartasasmita pada peringatan Hari Batik Nasiona atau HBN 2024l di Jakarta, Rabu (2/10). Foto Mesya/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Penetrasi batik saat ini fokus menyasar Gen Z sebagai aset bangsa yang kreatif. 

Menurut Ketua Yayasan Batik Indonesia (YBI) Gita Pratama Kartasasmita, Gen Z cenderung lebih menyukai warna dan motif batik yang tidak kaku. 

BACA JUGA: Hari Batik Nasional di Washington DC, Dubes Rosan: Karya Seni Luar Biasa

"Batik bisa dipakai ke mana aja. Mau ke pantai bisa, ke restoran, kafe, bergaul dengan teman-teman, atau meeting-meeting, bisa pakai batik. Warna dan motif juga menarik," ujar Ketua YBI Gita Pratama Kartasasmita pada peringatan Hari Batik Nasional atau HBN 2024 di Jakarta, Rabu (2/10). 

HBN adalah momentum untuk mempertahankan identitas dan simbol solidaritas atas warisan budaya Indonesia yang tidak dimiliki negara lain. 

BACA JUGA: Peringati Hari Batik Nasional, Sapawastra Usung Tema Kembang Pesisir

Misi tersebut diemban YBI melalui serangkaian acara 'Bangga Berbatik' yang digelar pada 2-6 Oktober ini. 

Dia meyakini pemakai batik akan mengalami regenerasi ke generasi selanjutnya. 

BACA JUGA: Rayakan Hari Batik Nasional, Anies Pilih Motif Wahyu Tumurun

Anak muda, menurut Gita, memiliki peran dalam melestarikan warisan budaya bangsa seperti batik. 

"Saya rasa itu yang bikin batik akan terus bisa maju dengan tetap melestarikan apa yang memang sudah menjadi motif tradisional kita," kata Gita. 

Tahun ini, YBI memilih batik Gedog Tuban sebagai ikon HBN 2024.

Alasannya, batik asal Tuban, Jawa Timur itu mulai terancam punah. 

"Batik tuban itu spesial buat kami, karena di dalam satu daerah, di dalam satu tempat, itu ada daerah yang tumbuhnya pohon kapas," ujarnya. 

Lalu, lanjutnya, kapasnya ini sendiri ada warna putih, ada warna coklat, jadi khas dari Tuban, lalu ditenun. Tenunnya karena bunyinya gedok-gedok, jadi disebut gedok.

Habis ditenun, lalu dibatik, makanya disebut batik tenun Gedok Tuban, sambung Gita. 

Selama lima hari, 'Bangga Berbatik' yang juga didukung oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian tersebut menghadirkan sejumlah acara. 

Di antaranya acara musik, pameran edukasi, fashion show, talkshow sociopreneur hingga bazar UKM di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. 

"Pengunjung juga dapat menikmati immerse experience. Menampilkan animasi batik yang sudah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kemenkumham yaitu Batik Nitik, Batik Besurek, Batik Complongan, Batik Sarung Pekalongan dan Batik Lasem," kata Gita.

Sebagai puncak acara, digelar Hari Batik Fun Run and Walk di Plaza Sudirman Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Sekaligus momen penggalangan donasi untuk mendukung kegiatan YBI dalam melindungi, melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan batik. 

Sebagai informasi, setelah batik oleh UNESCO dikukuhkan sebagai warisan budaya tak benda bangsa Indonesia pada 30 September 2009, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai HBN.

YBI pun secara rutin memperingati HBN melalui acara yang melibatkan masyarakat. Akhir Oktober nanti, usia YBI akan genap 30 tahun. (esy/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Batik Nasional, Manzone Gelar Kegiatan Unik, Lihat Itu


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler