jpnn.com, JAKARTA - CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengapresiasi kebijakan yang diambil pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi, terutama menahan laju inflasi.
Johanna mengapresiasi karena tidak mudah menahan inflasi di tengah ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, ditambah munculnya varian Omicron Covid-19 beberapa bulan lalu.
BACA JUGA: 2 Komoditas Ini Jadi Penyumbang Utama Inflasi April 2022
"Saya kira kebijakan yang telah dilakukan pemerintah sampai saat ini dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional, patut diapresiasi."
"Karena tidak mudah menahan laju inflasi dengan munculnya varian Omicron beberapa bulan lalu, ditambah lagi ketegangan geopolitik antara Rusia dengan Ukraina," ujar Johanna dalam keterangannya, Rabu (18/5).
BACA JUGA: Inflasi April 2022 Mencapai 0,95 Persen, BPS: Tertinggi Sejak Januari 2017
Johanna lantas menyebut beberapa kebijakan yang diprediksi dapat menahan laju inflasi.
Di antaranya, keberhasilan kebijakan PPKM dalam menekan kasus harian akibat Covid-19 membuat beberapa sektor esensial kembali dibuka, sehingga aktivitas ekonomi kembali menggeliat dan mendorong permintaan masyarakat di tengah kenaikan harga komoditas.
BACA JUGA: Sri Mulyani Ingatkan Inflasi Mengancam Indonesia, Waspada
Kemudian, pemerintah membolehkan mudik lebaran. Kebijakan ini mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 tumbuh sebesar 5,0 persen (yoy).
Persentase tersebut lebih baik dari beberapa negara lain seperti Tiongkok (4,8 persen), Singapura (3,4 persen), Korea Selatan (3,0 persen), Amerika Serikat (4,3 persen), dan Jerman (4,0 persen).
Perekonomian global sendiri pada tahun ini diperkirakan tumbuh antara 3,6 persen hingga 4,5 persen.
“Pertumbuhan ekonomi setelah lebaran juga dipastikan akan lebih tinggi, mengingat pandemi makin mereda."
"Namun, ke depannya pemerintah tetap perlu menjaga harga-harga kebutuhan pokok masyarakat, terutama bahan bakar minyak, gas, dan listrik, mengingat kondisi perekonomian global yang masih belum pulih,” pungkas Johanna.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang