Hebat, Masih 9 Tahun Sudah Ciptakan Dua Komposisi

Kamis, 25 Oktober 2018 – 06:04 WIB
Maggie Tse. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Maggie Tse jelas bukan anak sembarangan. Jemarinya sangat lincah memainkan tuts piano. Salah satunya ketika di membawakan karya Prelude dari Rachmaninoff di G Sharp Minor. Komposisi itulah yang dimainkannya saat mengikuti Asia Piano Open Competition 2018 bulan lalu di Hongkong. Maggie tercatat sebagai peserta termuda di ajang bergengsi tersebut. Dia juga berhasil menjadi juara II di Rachmaninoff Class. 

"Iya, aku paling muda. Lainnya 17 sampai 21 tahun," katanya saat ditemui di kediamannya kemarin. Cewek yang dipanggil Meimei oleh keluarganya tersebut mengaku jatuh cinta pada piano saat berusia 3 tahun. Saat itu, dia hanya pencet-pencet tanpa tahu nada. Baru setelah dia masuk sekolah dasar dan ikut ekstrakurikuler piano, bakatnya mulai terasah. 

Belum genap satu bulan Memei mengikuti ekstrakurikuler, guru Meimei meminta sang bunda, Ivy Soejono, mendaftarkannya ke kelas privat di luar jam sekolah. Insting sang guru benar. Baru dua bulan belajar, dia sudah menang saat ikut kompetisi. Tak hanya itu, awal tahun ini dia menghasilkan dua komposisi. Judulnya The Greedy Octopus dan The City of Empire. Masing-masing komposisi dibikinnya selama dua bulan. 

"Aku terinspirasi sama film. The Octopus sama The Phantom of the Opera. Kalau yang The City of Empire, musiknya lebih meledak-ledak dibanding yang Octopus," jelas bocah kelahiran Surabaya tersebut. Setiap hari dia berlatih. Durasinya tidak sama. Yang paling lama Sabtu. Selama empat jam dia harus berhadapan dengan Grand Piano Yamaha C7 miliknya. 

Namanya juga anak-anak. Kadang dia bosan berlatih. Kalau sudah begitu, dia mengalihkan perhatiannya pada film. Dia paling suka film yang menegangkan. Biasanya, dia memperhatikan soundtrack di film-film itu. Kalau sudah begitu, dia akan tergoda untuk kembali bermain musik. 

Ditanya soal cita-cita, Meimei menjawab tegas. "Jadi komponis." Dia ingin bikin lebih banyak komposisi yang menarik. Bocah kelahiran 24 Desember 2008 itu selalu mengingat pesan gurunya untuk terus berlatih dan bermain dengan hati. "Tidak ada yang mustahil jika ingin berusaha menjadi yang terbaik. Hanya bekerja keras dan tidak pernah menyerah," ucapnya menirukan pesan sang guru. (zam/c6/any)

BACA JUGA: Sistem Pengaman Pesan Rahasia lewat Rubik

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Belia, 3 Siswa Indonesia Raih 11 Medali Level Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler