jpnn.com, PAYAKUMBUAH - Seorang kakek tuna rungu bernama Palyuri (81) di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Pasalnya, Kakek Palyuri membawa uang Rp 82 dalam satu karung untuk ditabung di Bank Nagari setempat.
BACA JUGA: Kisah Pilu Kakek Khairul, Uang Tabungan Hasil Mengojek Dirampas Pria Mengaku Polisi
Bank Nagari adalah sebutan untuk PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Pemerintah Provinsi Sumbar.
Anton, salah satu keluarga Palyuri mengatakan bahwa uang puluhan juta tersebut merupakan milik kakek yang akrab disapa Biyok, itu yang diperoleh dari hasil kerja saat mencuci piring di tempat pernikahan dan bukan dari mengemis.
BACA JUGA: Menabung 10 Tahun, Kakek Penjaga Makam Akhirnya Naik Haji
"Biasanya ia bekerja sebagai pencuci piring di tempat-tempat pesta pernikahan di Payakumbuh. Saya yakin orang Payakumbuh pasti sering melihat dan mengenal Biyok,” kata Anton di Payakumbuh, Minggu (21/2).
Biyok sendiri merupakan seorang tuna rungu sehingga ia kesulitan berkomunikasi dengan orang banyak meskipun dikenal sangat rajin untuk bekerja.
BACA JUGA: Berkat Tabungan Simpanan Pelajar dari Pak Ganjar, Jateng Raih Penghargaan dari OJK
"Uang tersebut pun juga bukan dari hasil mengemis karena ia sering kerja sebagai pencuci piring, meskipun kadang juga ada dikasih oleh orang tanpa ia minta," ungkap Anton.
Sebelumnya, uang yang disimpan Biyok ini hanya diletakkan di rumahnya. Namun, dari hasil koordinasi pihak kelurahan bersama dengan keluarga, uang milik Biyok ini disimpan di Bank Nagari.
Sementara itu, Lurah Tigo Koto Diate, Kecamatan Payakumbuh Utara, Musleniyetti mengatakan pada awalnya pihaknya mendatangi rumah Biyok karena mendapat informasi bahwa yang bersangkutan tidak mendapatkan perhatian.
Setelah mendapatkan informasi tersebut Musleniyetti ini langsung meninjau ke rumah Biyok yang berada di Padang Kaduduak guna memastikan kebenaran informasi yang diperolehnya.
"Awalnya soal Biyok ini viral di Facebook dengan informasi bahwa ia tidak mendapatkan perhatian atau bantuan,” katanya.
Namun, lanjut dia, setelah dicek dengan datang ke lokasi ternyata terjadi misinformasi.
“Malahan ditemukan fakta baru bahwa ia memiliki uang yang disimpan di dalam tumpukan kain di rumahnya," katanya.
Ia mengatakan setelah mengumpulkan uang yang tersimpan di setiap tumpukan kain tersebut, didapati sejumlah duit yang dimasukkan ke karung berisi 50 kg dan satu kaleng uang recehan.
Musleniyetti mengaku juga berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk keluarga untuk membawa uang tersebut guna ditabung di bank.
“Sebab kalau tidak, akan berisiko terhadap keselamatan dan kenyamanannya. Apalagi Biyok sebelumnya juga pernah mendapatkan perlakuan jahat yang hampir merenggut nyawanya," kata Musleniyetti.
Salah seorang pihak Bank Nagari, Eko mengatakan untuk menghitung seluruh uang yang dibawa oleh Biyok ini membutuhkan waktu dua hari.
Dari penghitungan total keseluruhan uang yang dimiliki Biyok ini lebih kurang berjumlah Rp 82 juta.
"Besaran uang yang kami hitung mulai dari uang pecahan Rp 1.000 hingga Rp 100.000 dengan jumlah penghitung delapan orang pada hari Kamis (18/2) dan 12 orang pada hari Jumat (19/2) lalu," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy