Heboh Pesan Suara Berantai Penculikan Anak, Anggota Reskrim Dikerahkan

Jumat, 27 Januari 2023 – 22:58 WIB
Kapolres Tarakan AKBP Ronaldo Maradona TPP Siregar. ANTARA/Susylo Asmalyah

jpnn.com, TARAKAN - Pesan suara berantai penculikan anak bikin heboh warga Tarakan, Kalimantan Utara.

Kapolres Tarakan AKBP Ronaldo Maradona TPP Siregar mengaku jajarannya masih melakukan penyelidikan.

BACA JUGA: Dituduh Pelaku Penculikan Anak, Seorang Wanita Dibakar Hidup-Hidup

"Kami telah menerima informasi tersebut. Mengambil tindakan cepat dengan langsung meminta personel untuk melakukan pengecekan di lapangan," kata Ronaldo Maradona di Tarakan, Jumat.

Namun, pihaknya tidak ada menerima laporan penculikan anak di wilayah hukum Tarakan.

BACA JUGA: Buat Warga Semarang, Hati-Hati Penculikan Anak

Saat ini anggota dari Satuan Reserse dan Kriminal Polres dan Unit Reskrim Polsek sudah dikerahkan untuk melakukan penyelidikan.

Pesan suara melalui WhatsApp berdurasi satu menit 12 detik ramai diperbincangkan sekaligus menghebohkan masyarakat.

BACA JUGA: Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Tim SAR Masih Evakuasi Penumpang

Dalam pesan suara yang telah menyebar luas itu, berisi dugaan penculikan di wilayah Tarakan. Informasi penculikan ini diketahui beredar pada Kamis, 26 Januari 2023.

Ronaldo mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik terkait pesan suara tersebut. Apalagi sampai kembali menyebarluaskan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

“Setiap laporan yang masuk itu terverifikasi. Kami pasti akan menindaklanjuti dan melaporkan kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas kami,” kata kapolres.

Dia telah melakukan pengecekan hingga ke seluruh jajaran, juga memastikan tidak ada yang menerima laporan terkait kehilangan atau penculikan anak. Sampai sekarang informasi itu tidak valid.

Ronaldo juga menegaskan bagi masyarakat yang didapati menyebarkan informasi yang tidak benar atau hoaks, maka akan ada pidana yang diterapkan.

“Hal yang harus masyarakat tahu, agar tahu tentang digital saat ini, kalau informasi itu tidak valid jangan diteruskan. Kalau sudah valid dan terkonfirmasi baru disebarkan untuk kepentingan masyarakat. Teliti sebelum diklik,” katanya. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Fakta Pembunuhan Siswi SMP di Sukoharjo, Poin 4, Oalah


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler