jpnn.com - BOYOLALI –Eni Rosita (38) berteriak kesakitan saat mengikuti lomba maraton Mesastila Peaks Challenge 2016.
asalnya, saat berlari, dia disiram air keras oleh pengendara sepeda motor dan mengakibatkan beberapa bagian tubuhnya melepuh.
Kejadian itu membuat warga Perum Griya Raya Ciputat, Tangerang, Banten, tersebut tak bisa melanjutkan lomba lari 100 kilometer yang melintasi lima kawasan pegunungan itu karena harus dirawat di RSUD Pandan Arang.
Hingga kemarin (10/10), Eni masih menjalani opname di sana. Kondisinya membaik. Dia menderita luka bakar di pipi, tangan, serta kedua kaki.
BACA JUGA: Bertamu Kok Mindik-Mindik ke Kandang Ayam...Bonyok deh
"Saya ingin dirawat dekat rumah saja di Tangerang," kata Eni.
Saat kejadian, Eni berlari bersama peserta maraton lain dari MesaStila Resort Magelang pada Sabtu pagi (8/10).
Tujuan mereka melintasi Gunung Andong-Gunung Merbabu-Gunung Merapi-Gunung Merbabu-Telomoyo-Gilibetung.
Nahas, sesampainya di jalan menanjak Desa Samiran, Kecamatan Selo, sekitar pukul 19.00, dari arah belakang Eni disiram air keras oleh seorang pengendara sepeda motor.
BACA JUGA: Polisi Cari Gudang Produksi Permen Narkoba
Cairan berbahaya tersebut mengenai punggung, lalu terciprat ke wajah, tangan, dan kaki Eni.
Seketika dia berteriak meminta tolong karena tubuhnya kepanasan. Sementara itu, pelaku kabur ke arah Desa Selo.
Mendengar teriakan Eni, warga dan peserta lainnya bergegas memberikan pertolongan dengan mengevakuasi korban ke Puskesmas Selo.
Setelah diperiksa petugas medis puskesmas setempat, diketahui bahwa beberapa bagian tubuh
BACA JUGA: Waduh, Permen Narkoba Beredar di Kalangan Anak SD
Eni yang terkena air keras melepuh. Karena luka yang cukup parah tersebut, dia dirujuk ke RSUD Pandan Arang.
''Malam itu saya berlari dengan peserta dari Filipina. Tiba-tiba dari arah belakang disiram cairan dan kena punggung,'' tutur Eni saat ditemui di Ruang Arjuna 10 RSUD Pandan Arang Boyolali.
Kapolres Boyolali AKBP M. Agung Suyono menyatakan, anggotanya masih menyelidiki motif penyerangan itu.
Eni merasa tidak memiliki musuh atau masalah dengan orang lain selama mengikuti lomba lari tersebut.
Sementara itu, berdasar pemeriksaan saksi-saksi, ciri-ciri pelaku adalah menggunakan tas punggung warna oranye dan mengendarai sepeda motor jenis bebek.
''Kondisi saat kejadian kan gelap. Pelaku satu orang dan terus kami kejar,'' ucap Kapolres.
Salah seorang panitia Mesastila Peak Challenge 2016, Nur Pahlui, menyatakan, sejak digelar pada 2011, event tahunan yang diikuti pelari domestik dan mancanegara tersebut tak pernah bermasalah.
''Insiden itu baru kali pertama terjadi. Kami sangat menyayangkannya,'' jelasnya.
Nur menyerahkan penuntasan kasus tersebut ke polisi. Pengobatan Eni dijamin asuransi. (wid/wa/c22/ami/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buwas Tunggu Hasil Tes DNA Anggota DPRD Padangpariaman Diduga Nyabu
Redaktur : Tim Redaksi