Helikopter tersebut mendarat darurat sebelum mencapai helipad di Mile Post (MP) 66 Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Akibatnya kondisi pesawat rusak, sementara enam penumpang mengalami luka. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika melalui Kepala Subdinas Perhubungan Udara Mimika, Johannes Rettob, SSos MM dan beberapa sumber lain yang dikonfirmasi wartawan Radar Timika. Pria yang akrab disapa John Rettob ini mengatakan pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya low power sehingga helikopter tersebut mendarat darurat.
“Kita masih tunggu tim KNKT (Komisi Nasional Keselamatan Transportasi) untuk lihat penyebab pesawat hingga mendarat darurat,” katanya seperti yang diberitakan Radar Timika (JPNN Group), Rabu (10/10).
John mengatakan informasi yang diterima pihaknya menyatakan kondisi helikopter masih layak terbang karena selalu dilakukan pemeriksaan rutin sebelum terbang untuk melakukan pengangkutan karyawan PTFI dan kontraktornya dari Timika ke Tembagapura.
John menjelaskan Helicopter Hevilift milik PT Nyaman Air tersebut dipiloti Knyazev Igor dan kopilot Vladimir Tsykin. Heli berangkat dari Bandara Mozes Kilangin Timika sekitar pukul 07.00 WIT, mengangkut 26 penumpang karyawan PTFI dan satu teknisi, pilot dan kopilot. Sekitar 50 meter dari Helipad di MP 66, helikopter tersebut terpaksa melakukan hardlanding. Akibat kejadian tersebut, sebanyak enam karyawan PTFI terluka, sedangkan 20 penumpang lainnya termasuk tiga awak helikopter asal Rusia dinyatakan selamat.
Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani Sirait yang dikonfirmasi wartawan Radar Timika melalui pesan singkat (sms) menyatakan membenarkan bahwa pada sekitar pukul 07.21 WIT, Selasa, 9 Oktober 2012, sebuah Helikopter Mil-8 mencoba untuk mendarat di Helipad Mile 66 (MP 66). Helikopter tersebut terpaksa melakukan pendaratan darurat di area perbukitan di bawah landasan pendaratan.
“Tidak ada korban jiwa dari 26 penumpang dan 3 awak helikopter. Beberapa di antaranya luka ringan dan sudah diperiksa di RS Tembagapura,” sebut Dani.
Terkait penyebab kecelakaan yang dialami helikopter tersebut, kata Dani, tengah dilakukan investigasi. “Ada indikasi masalah pada mesin helikopter. Cuaca berkabut ketika heli akan mendarat, namun disinyalir bukan menjadi faktor penyebab insiden tersebut,” terangnya.
Dani menambahkan bahwa Helikopter tersebut dioperasikan oleh PT Hevilift Aviation Indonesia dan merupakan helikopter yang melakukan penerbangan rutin untuk karyawan PTFI dan kontraktornya dari Bandara Timika ke Tembagapura.
Komandan Satuan Tugas Amole Objek Vital Nasional PTFI, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Semmy Ronny Th Abaa, Selasa (9/10) juga membenarkan adanya insiden ini. “Betul heli tergelincir di helipad Mil 66 karena low power,” kata Semmy.
Informasi lapangan yang dihimpun Radar Timika dari saksi mata menuturkan helikopter tersebut terbang rendah. Kemudian baling-baling helikopter tersebut mengenai beberapa ranting pohon di tebing gunung. Helikopter tidak terkendali, kemudian jatuh ke tebing gunung yang berjarak sekira 10 meter dari udara.
Heli buatan Rusia ini sebelum mencapai helipad, dilaporkan sudah mengalami low power. Kapten pilot Vladimir, copilot Igor berusaha menerbangkan heli dalam keadaan low power menuju ke helipad di MP 66 Tembagapura. Belum diketahui penyebab low power pada heli berukuran besar yang mampu mengangkut 30-an penumpang ini.
Diantara 26 penumpang, terdapat tujuh Warga Negara Asing (WNA), antara lain Sokoy Reinhard, Philips Michael, Gaylerd Leane, Jakcson Michael, Lucas David, Woldran D, Susan Gilman dan Roalika Yoxan.
Sementara Warga Negara Indonesia (WNI) yakni Asnir Nur, Fairo Nova, Rusdin, Aleks Yawan, Michael A Demott, Margareth Yuone, Wiyono, Nerokou Stepen, Elbert Mambay, Aleks Nussy, Michael Dopu, Bahmin Salim, Iryanto, Christian Rut, Reza Muhamad, Edi Kurniawan, Djoni Rantelino, dan Lukman Hamma. Semua penumpang telah dievakuasi ke RS Tembagapura. (rex/qq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Rugi Rp200 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi