Hendak Naik Rumah Malah Jadi Korban Bus Maut

Minggu, 09 Maret 2014 – 11:40 WIB

jpnn.com - PUPUS sudah harapan Muhajir (27) dan Asriani (21) yang menjadi penumpang bus maut Az Zahra tujuan Camba Kabupaten Maros menuju Poso, Sulawesi Tengah untuk masuk rumah baru di Poso.

Kedua pasangan suami istri yang baru dikaruniai seorang anak Aira (3) ini berencana masuk rumah. Sehingga dia bersama anak, ibu dan mertuanya berangkat Rabu, 5 Maret lalu.

BACA JUGA: Bukit Longsor, Empat Rumah Rusak

Nahasnya bus yang dikemudikan Syahrul (23) warga Dusun Bu'rung Desa Timpuseng Kecamatan Camba mengalami kecelakaan di Jalan Poros Mangkutana Desa Kasintuwu Kecamatan Mangkutana Kamis, 6 Maret.

Menurut salah seorang keluarga korban, Rostina, Asriani yang merupakan kemenakannya berangkat dari Camba bersama suaminya, Muhajir, anaknya, Aira, ibu dan mertuanya.

BACA JUGA: Pasutri Tewas Dihantam KA

Mereka kesana dengan tujuan masuk rumah baru setelah menikah selama empat tahun. "Suaminya (Muhajir, red) asli sini (Camb, red) tapi dia merantau di Poso. Rabu kemarin dia berangkat untuk masuk rumah," ungkapnya dengan mata sembab.

Di sana kata dia, Muhajir sehari-harinya menanam cokelat di Kebunnya di Poso. "Dia sudah tiga tahun kerja disana. Dan baru membangun rumah untuk ditempati" di sana," katanya.

BACA JUGA: Posko Partai Nasional Aceh Diserang Kelompok Berparang

Dalam insiden itu, kata dia Muhajir dan istrinya dikabarkan tewas. Sementara orangtuanya dan mertuanya serta "anaknya selamat.

Tidak hanya pasangan Asriani dan Muhajir, warga Bu'rung lainnya, Wawan (18) yang merupakan kondektur bus Az Zahra juga mengalami nasib nahas.

Dia meregang nyawa setelah kecelakaan terjadi di Mangkutana.

Menurut pengakuan ibu korban, Mondeng" dirinya sama sekali tidak merasakan firasat apapun. Hanya saja, kata dia, tanda-tanda yang diperlihatkan anaknya hanya memberi dia uang Rp10 ribu.

"Waktu dia mau berangkat, dia kasi saya uang Rp10 ribu untuk beli obat. Karena saya sedang tidak enak bdan waktu itu," kenangnya.

Diakuinya anaknya sudah menjadi kondektur selama dua tahun.
Wawan merupakan keluarga dekat sopir bus Az Zahra. Dan jarak rumahnya pun "tidak begitu jauh.

Sedangkan warga "lainnya yang menjadi korban adalah warga Dusun Matajang Desa Timpuseng Kecamatan Camba?, Muh Saleh (49) dan istrinya Hasnah (46).

Anak korban "Haderiah (35)  juga mengaku sama sekali tidak merasakan firasat apapun mengenai kejadian nahas yang menimpa kedua orangtuanya.

Hanya saja sebelum berangkat ibunya berpesan agar dia menjaga anaknya baik-baik. "Ibu hanya berpesan agar saya menjaga anak-anak saya (cucunya, red) hanya itu," sebutnya.

Dia mengatakan saat akan berangkat dia juga sempat mengganti jilbab ibunya dengan menggunakan jilbab cokelat polos.
"Sebelumnya dia pakai jilbab psang berwarna-warni tapi saya ganti," ungkapnya.

Dia mengaku almarhum ayahnya ke Poso untuk berkebun cokelat. "Bapak saya memang punya kebun di sana (Poso, red). Jadi setiap tiga bulan setelah menanam padi di sini (Camba, red) bapak kemudian kembali ke Poso," katanya.

Sementara ibunya, lanjut dia sempat tinggal di rumahnya di Dusun Matajang Desa Timpuseng Kecamatan Camba selama kurang lebih setahun. Dan memutuskan menemani suaminya kembali berkebun di Poso.

"Bapak saya sempat kembali kesini tiga bulan lalu. Dan s?etelah menanam kemudian kembali ke Poso dan ibu memutuskan untuk ikut kembali," ungkapnya.

Meski diakuinya dia sempat meminta agar ibunya tetap tinggal disini menemaninya. "Tapi ibu memutuskan ikut sama bapak," sebutnya.

Sebelum berangkat dia juga mengaku ibunya tak henti-hentinya mencium anaknya.

Kabar duka itu diketahuinya dari keluarganya di Poso. Dan dari benda-benda berharga seperti emas dan barang lainnya mereka berdua bisa dikenali.

Keduanya rencananya akan dikebumikan Jumat malam di pekuburan umum Pakere tak jauh dari rumahnya.

Hal senada juga diungkapkan adik Hasnah, "Muh Akib (35).
Akib mengaku terakhir berkomunikasi dengan kakaknya Sabtu lalu.

"Kebetulan saya tinggal di Maros jadi saya sempt berkomunikasi lewat HP dan kakak saya Hasnah selalu memberi nasehat spiritual kepada saya," ungkapnya.

Sedang korban lainnya, Ikbal (43) yang merupakan warga Lingkungan Gatarreng Kelurahan Cempaniga Kecamatan Camba juga tewas dalam insiden itu.

Ayah korban, "Bakri mengatakan anak keduanya itu datang ke Camba untuk menjenguk ibunya yang sudah hampir dua pekan sakit.

"Ibunya sakit jadi dia pulang kesini untuk menjenguk. Dia datang ke sini sejak Sabtu lalu dan pulang Rabu, 5 Maret," ungkapnya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Populasi Ikan Botia Nyaris Punah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler