Hendra Tewas setelah Lapor Polisi

Senin, 31 Desember 2012 – 02:13 WIB
KEMATIAN Hendra Kusumah (51) warga Kampung Gaga RT.006 RW.03, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat menyimpan sejuta misteri. Pasalnya, Hendra tewas setelah diperiksa petugas Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Sektor Kalideres terkait kasus perkelahian yang dilakukan dengan tetangganya.

Dirinya tewas setelah sebelumnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Hermina, Kalideres, Minggu (30/12). Di wajah korban terdapat beberapa luka seperti benjolan besar di kening dan bibir pecah. "Gua akan usut kasus ini sampai tuntas, gua enggak terima," amuk Asep, adik korban saat ditemui wartawan di Rumah Sakit Hermina Kalideres, Jakarta Barat.

Sambil menangis di Rumah Sakit Hermina, Minggu (30/12), Asep mengamuk di Rumah Sakit Hermina. Sebab, dipanggil polisi, ia tahu betul, abangnya dalam kondisi sehat. Ia pun bersikeras menduga kematian abangnya akibat perlakuan kasar petugas polisi saat proses interogasi di ruang SPK Polsek Kalideres.

"Gue tahu siapa yang meriksa abang gue, gue enggak terima. Tadinya abang gue sehat, enggak sakit. Pasti nih, meninggalnya, gara-gara di tonjokin ama polisi. Gue enggak terima akan gue usut sampai tuntas, gue akan tetap tungguin," timpalnya.

Menurut keterangan kerabat korban, Citra Rizal Lesmana (25), begitu tiba di Polsek, kedua pihak yang berselisih langsung dimasukan ke dalam ruang SPK. Tak merasa curiga, pihak tetangga kelluar lebih dulu dari ruang pemeriksaan, sedangkan Hendra masih di dalam. Tak berselang lama, ia mendengar adanya perdebatan di ruang tersebut, antara petugas polisi dengan Hendra."Pas didalam ruangan, saya dengar korban debat dengan anggota polisi. Tiba-tiba dari dalam ada yang teriak bahwa korban jatuh dan pingsan," tuturnya.

Kemudian, lanjut Citra, melihat korban tidak sadarkan diri, korban langsung dilarikan petugas polisi ke Rumah Sakit Hermina Kalideres. Diperhatikannya, wajah korban korban penuh memar, ada benjolan besar di kening dan bibirnya juga pecah. "Didalam perjalanan korban masih ada napasnya, tapi setelah sampai dirumah sakit korban meninggal," tukasnya.

Diceritakan Citra, perihak dipanggilnya korban ke kantor Polsek Kalideres dikarenakan sebelumnya terjadi keributan antara Hendra dengan tetangga sebelah rumahnya Muhammad Amin dan Ari pada malam dini harinya. Lantaran perselisihaan semakin memanas, ketiganya pun di laporkan pihak RT ke polisi, dan di bawa ke Polsek Kalideres untuk di proses pada pukul 05:00. Ia sendiri diminta menemani korban ke kantor polisi.

"Pertama kali memang permasalahan ini sudah di tengahkan ama RT dan RW, nah tetangganya itu telepon saudaranya yang katanya anggota TNI untuk meminta bantuan," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Hermina.

Saat dikonfirmasi langsung, Kapolsek Kalideres, Kompol Danu Wiyata mengatakan penyebab kematian Herman, bukan karena dianiaya petugas buser Polsek Kalideres. Dugaan sementara korban pingsan karena terjatuh saat di periksa di dalam ruang SPK oleh oleh tim buser Polsek Kalideres. Dikatakannya juga, saat itu korban dalam kondisi mabuk minuman keras (miras). "Korban dibawa ke Polsek karena dianggap sebagai pemicu keributan dilokasi rumahnya. Karena saat itu korban sedang mabuk," ujarnya di Rumah Sakit Hermina.

Ia menambahkan, menurut keterangan saksi-saksi di lokasi, sebelum ribut dengan tetangganya, korban mengadakan pesta miras. "Dilokasi memang kita temukan beberapa botol minuman dan beberapa batu. Anaknya sendiri mengakui kalau bapaknya sering mabuk," tambahnya.

Dikarenakan masih dalam kondisi mabuk, lanjut Danu, korban diperiksa dalam keadaan tidak sadar. Hasil pemeriksaan polisi terhadap oknum anggota yang saat itu memeriksa korban yakni IT mengatakan tidak memperlakukan korban dengan kasar. IT hanya mengangkat kerah baju depan korban dengan satu tangan dan melepaskannya. "Itu dilakukan karena ketika diberi pertanyaan, jawaban korban terus ngawur akibat pengaruh alkohol. Korban jatuh membentur lantai. Jadi bukan karena di aniaya," imbuhnya.

Namun, ia menegaskan, jika benar oknum polisi melakukan tindak kekerasan dan melakukan proses pemeriksaan tidak sesuai prosedur, dirinya tak segan akan menindak tegas pelaku. Saat ini IT sedang diproses divisi Profesi dan Pengamanan (PROPAM) Polres Metro Jakarta Barat. Sedangkan, korban dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk di autopsi. "Anggota kami yang berinisial IT sedang dilakukan pemeriksaan oleh Propam Polres Jakarta Barat. Sedangkan, hasil visum juga akan menguatkan penyebab kematian," tegasnya.

Berdasarkan keterangan beberapa kerabat korban, Ketua RW.03, Jamiludin mengatakan begitu mendengar terjadi keributan kedua tetangga yang berselisih, Hendra dan Ari, ia langsung mendatangi lokasi keributan di depan rumah Hendra sekitar pukul 05.15 WIB. Ia mencoba melerai, namun keributan semakin memanas hingga kedua pihak berusaha mengambil senjata tajam. Merasa tak dihiraukan kendati sudah melerai. "Daripada makin parah, saya langsung menghubungi polisi. Tak lama kemudian polisi pun datang dan membawa Ari, Amin bersama Hendra dengan saya sebagai saksi," terangnya.

Sesampainya di Polsek Kalideres, lanjutnya, ia bersama kedua orang pihak yang berselisih Hendra dan Ari langsung dibawa ke SPK. Ia mengaku tak sempat melihat kejadian yang menyebabkan Hendra Jatuh. Saat itu ia sedang membuat laporan dan menunggu hasil ketikan petugas SPK. Posisi dia membelakangi Hendra yang saat bersamaan sedang diinterogasi petugas." Meski jaraknya hanya lima meter, saya membelakangi korban. Saya tidak mendengar apapun, apalagi melihat peristiwa sebelum kejadian jatuhnya Hendra ke lantai. Begitu jatuh, saya melihat Hendra sudah mengalami luka di kepala dan bibir," ucapnya.

Terkait pemicu keributan, Jamiludin mengatakan, kedua belah pihak memang sering cekcok. Lantaran rumah Hendra sering dijadikan tempat kumpul teman-temannya untuk minum-minum, dan selalu ramai seperti menyetel musik keras-keras hingga pukul 02.00 WIB. "Dua minggu dan seminggu lalu memang pernah terjadi keributan antara mereka, namun sudah kami damaikan, tapi entah kenapa tadi pagi kembali bertengkar," ucapnya.

Sepupu korban, Ujang (40) mengakui korban yang kesehariannya bekerja sebagai buruh pabrik di sebuah perusahaan perakitan mobil Jepang itu memang sejak dulu seorang peminum. Tapi tidak pernah sampai terlalu mabuk. Dari informasi yang diketahuinya, perselisihan diantara bapak empat anak itu dengan tetangganya Ari memang sudah sering terjadi. Bahkan karena hal sepele pun.

Kejadian malam itu juga dipicu lantaran saling mengejek, katanya tidak sampai baku hantam. Karena tidak terlampiaskan, Hendra pun memukul kaca jendela rumah Ari. "Ya, dia memang suka minum, tapi sudah bisa kontrol, tidak mungkin dia terlalu mabuk. Yah, saat ini kami pihak keluarga hanya bisa pasrah, kalau waktunya sudah di panggil yang kuasa, kita tak bisa menolak. Seluruh keluarga masih dalam kondisi emosional," imbuhnya. (asp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi Hamil Dibunuh Pacar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler