jpnn.com - JAKARTA - Hendra Setiawan/M.Ahsan menyelamatkan muka Indonesia di superseries premier BCA Indonesia Open. Kemarin (21/6) di Istora Senayan, Hendra/Ahsan sukses mengalahkan lawannya Kim Ki-jung/Kim Sa-rang 17-21,21-13,21-10 di babak semifinal.
Hari ini (21/6) di babak final, Hendra/Ahsan akan menghadapi salah satu rival terberatnya yang juga asal KOrsel, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Dari rekor pertemuan sementara, Hendra/Ahsan lebih inferior. Dari lima kali perjumpaan, Hendra/Ahsan hanya menang sekali.
BACA JUGA: Sukses Imbangi Jerman, Pelatih Ghana Tetap Kecewa
"Kami berdua sudah biasa menjadi satu-satunya tumpuan juara buat Indonesia. Kami berusaha tak akan terlalu mikir tekanan kepada kami. Yang jelas selain perjuangan di lapangan, kami minta dukungan doa agar bisa mempertahankan gelar juara," tutur Hendra kemarin.
Hendra/Ahsan versus Yong-dae/Yoon-seong seolah ditakdirkan untuk menjadi musuh bebuyutan. Dalam tiga pekan terakhir, di mulai perjumpaan Piala Thomas-Uber di India bulan lalu dilanjutkan pekan lalu di final superseries Japan Open.
BACA JUGA: Selamatkan Jerman, Klose Catat Rekor Baru
Bahkan sejak Yong-dae masih berpasangan dengan KO Sung-hyun, Hendra/Ahsan sudah bertemu tiga kali. Saat masih berpartner dengan Sung-hyun, Yong-dae rekornya sering kalah. Tiga kali bersua Hendra/Ahsan, pasangan Yong-dae/Sung-hyun kalah terus.
"Kami tak akan memikirkan strategi atau cara apa yang akan kita pakai lawan Yong-dae/Yeon-seong. Pikirkan saja saat ada di lapangan besok (hari ini,red)," kata Hendra.
BACA JUGA: Duel Ketat, Ghana Sukses Tahan Jerman 2-2
Sedang Ahsan menjelang pertarungan hari ini lawan Yong-dae/Yeon-seong tak mau memikirkan hasil laga-laga sebelumnya. Memang dari sisi histori, pasangan Indonesia lebih underdog.
"Tapi karena tampil di depan publik sendiri, saya harap kami berdua bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. Semoga kami bisa mempertahankan gelar juara tahun lalu di Istora Senayan ini," ucap Ahsan.
Di sisi lain, pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir lagi-lagi tersandung di babak semifinal. Kemarin Owi/Butet, sapaan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kalah oleh pasangan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin 21-18,12-21,15-21.
"Kekalahan kemarin memperpanjang daftar kegagalan Owi/B utet di turnamen berhadiah total 750 ribu USD itu. Seolah dejavu tahun lalu, Owi/Butet juga kalah oleh pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen di empat besar.
"Mungkin Owi yang gak mau juara di Indonesia Open ini. Kalau saya sudah pernah juara disini bareng Vita Marissa dan Nova Widianto," ucap Butet usai pertandingan.
Butet pun mengakui ada pikiran mengapa juara di depan publik sendiri demikian sulit. Padahal keduanya sukses mencetak hattrick juara All England, periode 2011-2013, serta juara dunia 2013.
Owi sepakat dengan Butet. Jika Istora Senayan merupakan salah satu stadion yang angker buatnya. "Saya sih pengennya juara di Indonesia ini. Tapi kok rasanya susah sekali. Saya harus lebih berlatih keras," kata Owi.
Dari titik mati Owi/Butet kemarin, utamanya di game kedua lebih banyak mati di depan net. Baik Owi/Butet sangat lemah permainan di depan net. (dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelatih Argentina Sebut Messi Pembeda Laga Lawan Iran
Redaktur : Tim Redaksi