jpnn.com, JAKARTA - Analis komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan partai Golkar harus kembali ke khitahnya.
Hal itu menyusul gonjang ganjing isu musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang dihebuskan oleh anggota Dewan Pakar Ridwan Hisjam dan tokoh partai Yorrys Raweyai.
BACA JUGA: Isu Munaslub Golkar Kian Santer, Ace Hasan: 38 DPD Dukung Kepemimpinan Airlangga
Kini, Posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar tengah terancam.
"Sebagai partai besar yang independen dan menentukan sikapnya sendiri. dengan begitu identitas Golkar akan kuat di masyarakat," kata Hendri Satrio dalam keterangannya, Kamis (13/7).
BACA JUGA: Ditanya soal Isu Munaslub, Sekjen Golkar: Kepala Orang Isinya Macam-Macam
Pria yang akrab disapa Hensat itu menyebutkan selama ini citra Golkar dianggap mengekor pemerintah dan tidak terlihat independensinya sebagaimana layaknya sebuah partai besar.
"Citranya Golkar sekarang adalah selalu mengikuti instruksi Jokowi," lanjutnya.
Hensat menyebutkan partai berlambang beringin ini tidak memiliki diferensiasi dengan parpol lain, sehingga ini membuat pamornya tenggelam.
Namun, dia menyebutkan Airlangga berperan penting membesarkan Golkar seperti saat ini.
"Ini harus diakui. Golkar mendapatkan kursi terbanyak kedua di parlemen pada pemilu lalu," jelasnya.
Dia menegaskan sudah saatnya Golkar bersikap layaknya partai nomor dua di Pemilu 2019 dan tidak lagi berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo.
"Jangan lagi berdasar instruksi Jokowi. Sebaiknya harus berani menggalang poros independen dalam pilpres. Jika Golkar berani membuat poros, pasti akan mendapatkan keuntungan elektabilitas tambahan yang akan membuat Golkar diperhitungkan di putaran Pilpres selanjutnya,” ujar Hensat.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin mengatakan desakan munaslub di Golkar merupakan dinamika yang selalu terjadi setiap lima tahun.
"Ya setiap jelang pemilu. Kalau Golkar saat ini tidak solid dan desakan (munaslub) makin besar, tentu akan merugikan Airlangga dan partai Golkar," kata Ujang.
Ujang juga berpendapat sebaiknya Golkar membangun koalisi sendiri dan mengusung Airlangga sebagai capres.
"Bagusnya (Airlangga) mencalonkan diri. Dengan membuat koalisi sendiri, maka akan memunculkan 4 poros dalam pilpres 2024," pungkas Ujang.(mcr8/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra