Hentikan Operasinal Sumber Kencono

Pemprov Jatim Keluarkan Rekomendasi ke Pemerintah Pusat

Selasa, 03 Januari 2012 – 02:46 WIB

SURABAYA - Kecelakaan maut yang melibatkan bus Sumber Kencono di Madiun pada Senin dini hari (2/1) membuat Pemprov Jatim geregetan. Pemprov mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk menghentikan operasi Sumber Kencono sampai ada pembenahan manajemen.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. "Saya menduga, kecelakaan itu terjadi karena sopir ngantuk atau lalai. Itu merupakan indikasi adanya kesalahan di manajemen," ucap orang nomor dua di jajaran pemerintahan Jawa Timur tersebut.

Menurut mantan menteri percepatan daerah tertinggal itu, kewenangan penghentian operasi tidak di tangan pemprov. "Tapi, di Ditjen Perhubungan Darat," ucap pejabat kelahiran Pasuruan tersebut. Pemprov hanya berwenang memberikan usul, rekomendasi, atau saran kepada pemerintah pusat.

Menurut Saiful, harus ada lagi audit dan pembenahan manajemen Sumber Kencono. "Durasi waktunya bergantung proses pembenahan itu. Bila memang bisa dilangsungkan cepat, ya akan cepat," katanya.

Yang penting, seluruh standar keselamatan dan kelayakan jalan sebuah perusahaan otobus (PO) sudah dipenuhi. "Dengan demikian, tercipta rasa aman di masyarakat," tambahnya.

Dia mengungkapkan, selama masa berhenti operasi, tidak boleh ada PHK (pemutusan hubungan kerja) terhadap karyawan. "Jika kami merekomendasikan seperti itu, jangan dianggap kami berusaha mematikan sebuah perusahaan. Usul dan rekomendasi ini merupakan upaya perbaikan supaya tak ada lagi kecelakaan di jalan," tegasnya.

Karena itu, dia berharap langkah seperti itu bisa dijadikan standar dan diterapkan di PO lain. "Jadi, bila ada PO yang terlibat kecelakaan menonjol dengan korban jiwa banyak, harus dilakukan pembenahan dulu," ujarnya.

Auksilya, juru bicara manajemen Sumber Kencono, menyatakan, selama ini pihaknya sudah melakukan banyak langkah pembenahan manajemen. "Kami siap diaudit mengenai langkah-langkah manajemen untuk mencegah terjadinya kecelakaan," ucapnya.

Menurut dia, sama seperti masyarakat, pihaknya juga tak menghendaki adanya kecelakaan. "Karena itu, kami memberikan perhatian lebih kepada sopir," terangnya. Bahkan, pihaknya sampai memberikan konsultasi psikologis secara berkala terhadap para sopir Sumber Kencono.

Soal penyebab kecelakaan, Auksilya siap kooperatif terhadap tim penyelidik gabungan untuk menentukan sebab-sebab kecelakaan. "Kami bisa memberikan hasil pantauan terhadap perjalanan bus tersebut melalui GPS yang kami pasang atau segala hal lainnya," tuturnya.

Sementara itu, korban yang mengalami luka dan dirawat di RSUD Caruban terus berkurang. Kini tinggal tiga orang yang dirawat intensif di ruang Asoka dan trauma center.

Mereka adalah Anwar, 19, warga Karanganyar, Jateng; Iva, 30, warga Ngawi, Jatim; dan Dewi, 25, warga Ngawi. "Dalam beberapa hari ini, tiga pasien tersebut sudah diperbolehkan pulang," ujar Trimo dari humas RSUD Caruban.

Menurut dia, kemarin ada enam pasien yang diperbolehkan pulang. Dua pasien lainnya dirujuk ke rumah sakit lain sesuai dengan permintaan keluarga. Yakni, Fery yang dirujuk ke Ngawi serta Novianto yang dirujuk ke Kediri. "Novianto itu adalah kernet bus Sumber Kencono," terangnya.

Berdasar diagnosis terakhir, Novianto mengalami cedera otak sedang. Saat pertama ditangani, dia sempat tidak sadar diri. Namun, kini dia sudah sadar dan mulai pulih.

"Dari pemeriksaan dokter, tingkat kesadarannya sudah di kisaran 4, 5, dan 6 atau saat diajak bicara sudah nyambung," katanya. (ano/aan/irw/jpnn/c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bela Polisi, Denny Sebut Aparat Hadir Setelah Kerusuhan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler