jpnn.com - BANDUNG - Wakil Ketua Komisi IV Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron mendorong pemerintah terus mengembangkan ketahanan pangan nasional. Dengan begitu, kestabilan harga pangan di Tanah Air bisa diwujudkan.
Pernyataan itu dikatakan Herman di sela-sela promosi gelar doktoralnya di Universitas Padjajaran Bandung, Kamis (21/7), dengan tema disertasinya "Model Pengembangan Diversifikasi Pangan Dalam Ketahanan Pangan Nasional".
BACA JUGA: Media yang Pertama Ungkap Vaksin Palsu
"Secara ekonomi politik mewujudkan model diversifikasi pangan demokratis berbasis komunitas dan kelanjutan membutuhkan kebijakan berupa peraturan nasional dan daerah. Tentunya semua itu berkaitan dengan anngaran operasional, pelatihan, generasi pelaku agrisisnis, pangan, penampingan oleh SDM profesional," kata Herman dalam siaran pers.
Atas dasar itu ia mendorong pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) segera mengambil kebijakan diversifikasi pangan secara spesifik terhadap komoditas sumber daya lokal untuk mendukung ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan nasional.
BACA JUGA: Sekolahkan Anak-anak Teroris, BNPT Gandeng 3 Kementerian
"Dari hasil penelitian, kinerja diversifikasi pangan terkategori kuat atau baik apabila pola produksi, nilai konsumsi, dan pola distribusi optimal. Saat ini pola konsumsi masyarakat tergolong beragam, baik pangan sumber karbohidrat maupun protein sebesar 68,89%," ujar politikus Partai Demokrat asal Cirebon ini.
Bahkan, lanjutnya, konsumsi pangan yang tinggi ternyata belum mencerminkan diversifikasi pangan. Di sisi lain pola produksi dan distribusi pangan masyarakat juga belum mendukung diversifikasi pangan.
BACA JUGA: YLKI Minta Rumah Sakit Sediakan Layanan Informasi Farmasi
"Kebijakan pemerintah saat ini terkait masalah pangan masih berputar pada peningkatan produksi yang penerapannya secara parsial. Pemerintah belum memiliki strategi diversifikasi pangan yang terintegrasi. Dan anggarab pun masih terfokus pada padi, jagung, dan kedelai," sebutnya.
Konsumsi pangan masyarakat sekarang ini menurutnya masih bergantung pada beras. Sedangkan konsumsi pangan alternatif, seperti pangan hewani, ikan, umbi-umbian, sayur dan buah-buahan belum bisa dimaksimalkan. Karena itu perlu perubahan fundamental, berupa kebijakan spesifik berbasis sumber daya lokal.
Herman berhasil menyelesaikan sidang doktoralnya dengan meraih predikat cumlaude. Hadir dalam sidang tersebut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pertanian Amran Sulawain, Ketua DPR Ade Komarudin, Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dan Fadli Zon serta para petinggi jajaran Partai Demokrat seperti Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan; Ketua Komisi Pemenangan pemilu Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, Jafar Hafsal serta anggota Komisi IV DPR RI.
Mengenai gagasan Herman Khaeron, Menteri Pertanian Amran Sulaiman pun menyambut baik gagasan Herman dalam desertasinnya. Meskipun dalam pelaksanaannya akan menemukan kendala. Salah satu karena cara pandang masyarakat terhadap makanan lokal selain beras.
"Salah satunya contoh bilamana masyarakat mengkonsumsi jagung, ubi, tentunya anggapan bahwa kesejahteraannya rendah. Pastinya segi sosial dan budaya, menjadi permasalahan yang cukup menghambat dalam penerapan makanan lokal pengganti beras," ujar Amran.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NasDem Usul PT Naik Jadi 7 Persen, Mendagri: Semua Usulan Baik tapi...
Redaktur : Tim Redaksi