jpnn.com - JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menitipkan pesan penting kepada Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI). Pesan ini terkait anak didik di DKI Jakarta.
Saking inginnya para siswa di DKI memiliki kualitas dan etika yang baik, Heru sampai empat kali menitipkan pesan tersebut kepada PB PGRI.
BACA JUGA: Heru Budi Minta Kodam Jaya Jaga Keamanan saat Pemilu 2024
"Jakarta akan bertransformasi menjadi kota global, karena itu sarana prasarana dilengkapi pemprov, kualitas guru ditingkatkan, begitu juga anak didik," kata Heru saat memberikan sambutan perayaan halalbihalal PB PGRI yang dilakukan secara hibrida, Kamis (18/5).
Adapun empat pesan yang dititipkan Heru kepada PGRI adalah:
BACA JUGA: 3 Pejabat Ini Mundur dari PNS Demi Jadi Caleg, Satunya Ketua PGRI
1. Titip anak didik untuk tidak merokok, tawuran di luar jam sekolah, tak melakukan tindakan tidak terpuji. Pemprov DKI Jakarta terus memberikan bantuan untuk anak-anak DKI dalam menghadapi bonus demografi.
2. Titip beri semangat kepada anak-anak didik. Jakarta akan bertransformasi menjadi kota global sehingga mereka yang akan meneruskan tongkat estafet.
BACA JUGA: Bupati Sukiman Meminta 230 Nakes yang Dilantik jadi PPPK Menciptakan Budaya Malu
3. Titip anak-anak DKI harus berkualitas dan beretika. Sarana prasarana diperbaiki, seperti Transjakarta gratis, bus sekolah gratis, MRT dan LRT. Begitu juga gurunya berkualitas.
4. Titip ada pelajaran etika pendidikan termasuk bagaimana menggunakan handphone yang baik.
"Kualitas guru dibangun agar DKI tetap masuk list kota global dunia. Keberhasilan pembangunan DKI untuk kemajuan Indonesia," terangnya.
Merespons permintaan gubernur DKI, Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi mengungkapkan perhatian Pemprov DKI Jakarta kepada guru dan tenaga kependidikan (tendik) sangat besar.
Sejak Joko Widodo (Jokowi) menjadi gubernur DKI, para guru termasuk swasta diberikan tunjangan Rp 550 ribu per orang. Pemberian dana tersebut berlangsung hingga saat ini.
Ketika sudah menjadi presiden, Jokowi pun tidak pernah menolak PGRI.
Unifah mengatakan Presiden Jokowi selalu mengajak dialog PGRI untuk menanyakan apalagi masalah guru yang belum selesai.
"Hubungan PGRI dengan Presiden Jokowi sangat baik. Presiden mau mendengarkan masukan PGRI, salah satunya soal PPPK," terangnya.
Unifah menambahkan PGRI tetap kritis, tetapi selalu dibingkai etika. Itu sebabnya setiap kritikan PGRI selalu bisa diterima baik oleh pemerintah.
Dia menyatakan guru, tendik, kepsek, dan pengawas sekolah selalu berada di belakang pemerintah untuk kemajuan NKRI.
"Jakarta untuk Indonesia," tegas Bu Unifah. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad