jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian bersama Politeknik Pariwisata Makassar memfasilitasi penguatan kapasitas di Desa Wonosari.
Kegiatan dengan tema “Ekonomi Tumbuh dan Bangkit Melalui Kebangkitan Desa Wisata yang Terkelola dengan Baik” ini diselenggarakan demi meningkatkan kualitas SDM melalui pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
BACA JUGA: Kepindahan Ibu Kota Negara jadi Peluang Emas Bagi Wulandari Bangun Laksana
Tak kurang dari 100 orang hadir dalam kegiatan yang digelar di Aula Kantor Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Selasa (17/10).
Mereka mewakili berbagai kelompok antara lain Pokdarwis, Pelaku UMKM, PKK, HPI, Bumdes, perangkat desa, Babinsa, Babinkamtimnas, Karang Taruna, media, dan lainnya.
BACA JUGA: Warga Kaltim Diharapkan Ikut Dalam Penyediaan Pangan di Ibu Kota Negara
Hetifah yang membuka acara tersebut menyampaikan Ibu Kota Negara (IKN) merupakan peluang besar yang dapat memicu perkembangan di wilayah Penajam Paser Utara.
"IKN harus pastikan akan serap tenaga kerja dan buka kesempatan usaha bagi warga lokal," ucap Hetifah.
BACA JUGA: Gelar Nusantara Mengaji, Gus Jazil: pada 2024 Kita Punya Ibu Kota Negara Baru
Dijelaskannya dengan sekarang Kaltim menjadi IKN, maka mata dunia telah memandang ke sini, sehingga melalui IKN dapat membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk dapat bersaing sebagai masyarakat lokal yang unggul.
“Salah satunya melalui pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Hetifah.
Pada kesempatan sama, Direktur Poltekpar Makassar Herry Rachmat Widjaja menyampaikan peran penting Tri Darma perguruan tinggi untuk pengembangan SDM.
Tuan rumah Kepala Desa Wonosari Kasiyono mengucapkan terima kasih telah memilih dan menaruh perhatian besar di Desa Wonosari mengingat Goa Tapak Raja saat ini sedang berkembang dan memiliki prospek yang sangat baik ke depan.
Direktur Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Otorita IKN Muhsin Palinrungi mengajak para peserta dan masyarakat PPU agar terlibat aktif dalam proses pembangunan IKN. (esy/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad