jpnn.com, BANGKOK - Kepolisian di Bangkok, Thailand menangkap Boonyada Chanchuang (29), cewek yang telah menghabisi ayahnya sendiri.
Rekaman CCTV memperlihatkan wanita bertato itu membuang pisau berdarah ke tempat sampah supermarket.
BACA JUGA: Hiiii... Wanita Tanpa Busana Berjalan Menenteng Pisau dan Potongan Kepala
Menurut polisi, Boonyada membuhuh ayah kandungnya, Kasem Bunyachon (58) pada Selasa (18/6) malam. Pembunuhan itu dilatari dendam karena Boonyada sejak usia 10 tahun dicabuli oleh ayahnya sendiri.
“Aku dilecehkan oleh ayahku sepanjang waktu,” ujar sumber Bangkok Post menirukan pengakuan Boonyada di depan petugas yang memeriksanya.
BACA JUGA: Ada Pria Bergolok Merangsek ke Stasiun TV, Lalu Menyandera Reporter Wanita
Pembunuhan itu jadi sorotan luas karena Boonyada tak hanya menikam kepala ayahnya menggunakan pisau. Setelah Bunyachon tewas, Boonyada lantas memotong kemaluan ayahnya menggunakan pisau roti.
Boonyada tak memperlihatkan penyesalan setelah melakukan perbuatan sadis itu. “Aku tidur nyenyak semalam dan ingin mereka yang terlibat dalam prostitusi anak-anak dihukum,” ujarnya saat digiring ke kantor polisi.
BACA JUGA: Corona Merajalela, Ini Efeknya pada Bisnis Esek-esek di Pattaya
Sementara polisi belum menemukan saksi-saksi yang sesuai dengan pengakuan Boonyada. Namun, ibunda Boonyada, Jearanai mengungkapkan bahwa putrinya saat masih berusia 10 tahun diasuh oleh Bunyachon.
Boonyada dalam asuhan Bunyachon selama tiga tahun. Menurut Jearanai, dirinya bercerai dari Bunyachon saat Boonyada masih anak-anak.
Jearanai menyebut mantan suaminya itu sebagai pria kasar yang sering menyakiti Boonyada. Ketika Boonyada duduk di kelas VII, Bunyachon meminta untuk mengasuh putrinya itu.
Alih-alih memberikan kasih sayang, Bunyachon justru sering memarahi dan mengasari putrinya. “Dia (Bunyachon, red) bertemperamen buruk dan ini mungkin menyakitinya (Boonyada, red),” tutur Jearanai.
Kondisi buruk itu mendorong Boonyada menggunakan narkoba. Saat dia duduk di kelas IX, pacarnya memengaruhinya untuk mengonsumsi narkoba.
Jearanai menuturkan, Boonyada pada 2017 menunjukkan gejala-gejala penyakit kejiwaan. Kondisi itu memaksa Boonyada menjalani perawatan mental pada 2018 hingga membaik.
Namun, pada April lalu gejala penyakit kejiwaan Boonyada kembali muncul. “Tak ada ibu yang kuat menanggung itu,” tutur Jeanarai.(bangkokpost/star/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni