jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR Hidayat Nurwahid menilai pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Rudiantara soal “yang menggaji kamu siapa” yang ditujukan kepada aparatur sipil negara atau ASN di kementeriannya tidak wajar.
“Pernyataan verbal beliau, seperti (memanggil) “bu, bu”, itu kan tidak wajarlah, pakai cekak pinggang juga, itu tidak wajarlah,” kata Hidayat kepada wartawan di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (2/2).
BACA JUGA: #YangGajiKamuSiapa
Anggota Komisi I DPR ini mengingatkan, sebagai seorang pemimpin yang melayani bawahannya, harusnya jangan menghadirkan kondisi yang bisa menimbulkan multitafsir yang macam-macam.
Hidayat mengatakan, kenapa harus mengajukan pilihan nomor 1 atau 2. Kenapa tidak menggunakan pilihan a atau b.
BACA JUGA: Pembelaan TKN Jokowi untuk Menkominfo Rudiantara
Menurut Hidayat, kalau 1 dan 2, maka pasti akan menimbulkan tafsir macam-macam, apalagi sekarang ini tahun politik.
BACA JUGA: Pernyataan Rudiantara Tidak Pantas, tak Bijak
“Kalaupun misalnya ada bawahan yang punya aspirasi beda, kenapa itu harus disikapi dengan seperti itu. Menurut saya, harusnya beliau bisa jadi pemimpin yang baik bagi seluruh karyawannya,” kata Hidayat.
Dia menegaskan bahwa kalau menterinya menginginkan seluruh ASN di Kemenkominfo menjadi penjembatan atau mendamaikan, maka jangan memberikan kebijakan yang bisa menghadirkan hal-hal yang tidak damai. Misalnya, kata Hidayat, pegawai disuruh memilih memilih 1 atau 2, itu sudah dilematis dan pasti ada konotasi-konotasi politiknya.
“Harusnya kalau menginginkan semuanya betul-betul tidak terlibat atau netral, jangan buat sesuatu yang menghadirkan hal tidak netral. Tidak perlu alternatif 1 atau 2, bisa a atau b,” kata dia.
Hidayat sangat menyayankan menkominfo yang harusnya bisa berkomunkasi dengan elegan, tapi tidak menunjukkan hal tersebut. Apalagi, video itu sampai viral di level internasional.
“Menurut saya, sungguh disayangkan belau menkominfo harusnya bisa berkomunikasi dengan elegan tapi beliau memberikan contoh berkomunikasi dengan buruk, karena ini sudah viral tingkat internasional ya,” ujarnya.
Hidayat mengatakan, terlepas dari orang per orangnya, tapi bahasa verbal yang meninggi dan meneriaki seorang wanita yang lagi turun tangga dengan bercekak pinggang dan logika aneh bin ajaib itu, sudah tidak harus dilakukan.
“Kenapa untuk pilihan ini ditanya yang menggaji ibu siapa? Ini kan jadi sangat tendensius. Memang yang menggaji adalah beliau, presiden, kan bukan. Yang menggaji adalah negara melalui uang pajak yang dibayarkan rakyat,” katanya.
Menurut dia, yang menggaji ibu siapa itu sebenarnya pertanyaan yang semakin membuat tidak nyaman. “Harusnya di tahun politik yang semacam ini, beliau jadi bagian yang menengahi, mengademkan, merukunkan, tidak saling membelah,” kata Hidayat lagi.
Saat ditanya apakah pertanyaan itu bisa dikatakan sebagai intervensi, Hidayat pun tegas memberikan jawaban. “Jelas dong, intervensi. Apa perlunya beliau bertanya siapa yang menggaji anda kalau tidak intervensi? Pasti intervensi,” katanya.
Dia mengatakan, penjelasan yang sudah disampaikan menteri juga tidak memuaskan. Sebab, ujar Hidayat, esensinya bukan karena ini kegiatan internal. Tapi, esensinya ketika menteri kemudian dengan bahasa tinggi, bercekak pinggang dan bertanya “yang menggaji anda siapa” itu adalah suatu hal yang tidak wajar disampaikan.
Seperti ramai diberitakan, kasus ini berawal saat Rudiantara meminta para pegawai Kemenkominfo memilih stiker sosialisasi Pemilu 2019, Kamis (31/1). Stiker itu rencananya akan ditempel di kantor Kemenkominfo ada dua. Satu warna putih, dan satunya merah. Rudiantara kemudian menamai stiker pertama dengan sebutan nomor 1. Yang putih nomor 2. Rudiantara kemudian menegaskan maksud pernyataannya bukan terkait Pilpres 2019.
Rudiantara lalu melakukan voting dengan sorakan paling keras. Ternyata pilihan stiker nomor 2 mendapat sorakan paling keras. Menteri yang berlatar belakang profesional bidang telekomunikasi itu kemudian meminta seorang pegawai naik ke panggung.
Rudiantara meminta sang pegawai menyampaikan alasannya. Namun, alasan sang pegawai itu justru menjurus pada Pilpres 2019. Inilah yang kemudian membuat pernyataan “yang gaji kamu siapa” keluar dari Rudiantara.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga Uno: Rudiantara Mengingatkan ASN Digaji Rakyat, Bukan Penguasa
Redaktur & Reporter : Boy