Hijrah Berpindah Menuju Kehidupan Lebih Baik dan Bermakna

Kamis, 21 September 2017 – 21:56 WIB
Ilustrasi salat. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Lembaga Dakwan PBNU KH Maman Imanulhaq mengatakan, hijrah berarti berpindah menuju kehidupan yang lebih baik.

“Hijrah hakikatnya sebuah semangat untuk melakukan perubahan. Manusia yang berpindah diharapkan juga mengusung semangat perubahan menuju kehidupan yang semakin baik, indah, dan bermakna,” ungkap Maman di Jakarta, Kamis (21/9).

BACA JUGA: Iduladha Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan

Karen itu, siapa pun, khususnya umat Islam, yang ingin mewarisi semangat hijrah harus mempunyai gairah untuk terus mencari hal-hal yang baru, baik, dinamis, dan progresif dalam kehidupan yang kaya warna dan nuansa.

Dia mencontohkan, Rasulullah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah pada Jumat, 13 Rabiul Awwal atau 24 September 622 Masehi.

BACA JUGA: Kang Emil Inginkan PKB Pimpin Koalisi Pengusungnya di Pilgub Jabar

Rasulullah ingin mengubah tatanan hidup, kebudayaan, dan peradaban umat manusia yang rendah, primitif, bobrok, kejam, timpang, dan tidak manusiawi.

Rasulullah ingin mengubahnya menjadi tatanan hidup, kebudayaan, dan peradaban yang sehat, adil, baik, sejahtera, dan manusiawi.

BACA JUGA: Sempat Bungkam, Caisar Akhirnya Ungkap Alasan Gabung di Acara Pesbukers

Rasulullah menawarkan ajaran Islam sebagai alternatif dan solusi kehidupan yang baik dan sehat.

Saat itu, Rasulullah bersama pengikutnya terpaksa “menyingkir” dari Mekah karena mendapatkan gempuran bertubi-tubi dari kaum kafir Quraisy yang merasa terancam dengan ajaran Islam.

Gempuran itu sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa Rasulullah dan para pengikutnya.

Peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah itu, oleh Khalifah Umar bin Khaththâb dijadikan sebagai tonggak awal diberlakukannya tahun baru dalam Islam yang disebut tahun Hijriyah atau hijrah.

Nah, seiring maraknya propaganda radikalisme dan terorisme, tahun baru Hijriyah itu dijadikan ajang propaganda untuk menarik pengikutnya untuk bergabung berperang di negeri konflik seperti Suriah, Filipina, dan Myanmar.

Menurut Maman, langkah-langkah itu jelas tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. Menurut dia, hijrah sebaiknya dilakukan dengan niat yang tulus.

“Manusia yang hijrah harus selalu memiliki optimisme dalam menyongsong masa depan yang semakin baik,” tegas Maman.

Dalam konteks dunia dan global, lanjut anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB ini, semangat hijrah bisa diisi dengan perjuangan menegakkan keadilan dan perdamaian.

Selain itu, semangat hijrah bisa dilakukan dengan perjuangan melawan segala bentuk ketidakadilan, kekerasan, penindasan, narkoba, korupsi, serta upaya-upaya disintegrasi yang mengancam keutuhan NKRI. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hijrah dari Pantura ke Jakarta, Nella Kharisma: Mau Menasionalkan Diri


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler