jpnn.com, JAKARTA - Pakar Hukum Internasional dan Hubungan Internasional Profesor Hikmahanto Juwana optimistis Presiden Jokowi akan mampu mendamaikan Rusia dan Ukrainia yang saat ini berperang.
Hikmahanto menilai Presiden Jokowi memanfaatkan posisinya sebagai Presidensi G20 2022 dengan mendatangi langsung Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
BACA JUGA: Yorrys Sebut Jokowi Tidak Hanya Membawa Misi Perdamaian ke Ukraina-Rusia
“Kalau saya optimistis melihatnya, karena Presiden Jokowi membungkus adanya gencatan senjata dengan isu yang lebih besar, yaitu krisis pangan yang akan melanda negara berkembang,” kata Hikmahanto, Senin (11/7).
Lebih lanjut, Hikmahanto mengatakan Presiden Jokowi akan melakukan upaya kedua kalinya mendamaikan Rusia-Ukraina pada acara KTT G20 di Bali pada bulan November 2022 mendatang.
BACA JUGA: Di Depan Luhut, Jokowi Bahas Proyek Besar dengan Utusan dari China di Istana, Apa Saja?
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membawa misi damai saat berkunjung ke Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu.
Langkah diplomasi Jokowi itu mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia.
Jokowi dinilai telah menjalankan amanat konstitusi negara, yakni UUD 1945.
Dalam konstitusi, terutama pada pembukaan, ditegaskan secara tersurat bahwa Indonesia mengakui kemerdekaan sebagai hak segala bangsa di dunia, dan penjajahan pun harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.
Menurut Guru Besar Hukum Universitas Indonesia itu, langkah Presiden Jokowi mendamaikan Rusia-Ukraina lewat acara G20 di Bali akan lebih mudah, karena sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi, Menlu Rusia Sergey Lavrov dan para Menlu dari negara-negara lain sudah bertemu beberapa hari kemarin.
Menurut Hikmahanto, hal tersebut membuat misi perdamaian yang dibawa oleh Presiden Jokowi akan makin mudah dan terealisasi.
“Sudah ada pertemuan para Menlu yang mendahului. Ibu Retno (Menlu RI) sudah sampaikan bahwa multilateralisme yang menjadi solusi bagi permasalahan global,” ujar Hikmahanto.
Lebih jauh Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani itu mengataka peperangan yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina sudah masuk bulan kelima. Artinya dua negara tersebut sudah kelelahan dan belum ada hasil yang didapatkan oleh Rusia.
Untuk itu, kata dia, misi perdamaian yang dibawa oleh Indonesia lewat Presiden Jokowi akan terjadi di acara KTT G20.
BACA JUGA: Keren, 2 Cara Menikmati Surga Dunia di Akhir Pekan
“Bulan Nopember masih 2,5 bulan lagi, mudah-mudahan negara yang berperang sudah kelelahan dan tidak tahu persis apa yang hendak dicapai,” ujar Hikmahanto.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara bidang Komunikasi dan Media Faldo Maldini mengungkapkan komitmen Presiden Jokowi dalam mendamaikan Rusia-Ukraina. Puncak dari upaya Jokowi itu dalam forum G-20 di Bali.
Faldo menyebut puncak dari upaya Jokowi itu bisa jadi akan terjadi dalam forum G-20 di Bali.
Dia mengatakan Jokowi mengambil peranan 'juru damai' Ukraina-Rusia tanpa mencampuri urusan dalam negeri masing-masing.
Faldo menegaskan upaya Jokowi mendamaikan Ukraina dan Rusia itu memang termasuk dalam tujuan Indonesia dalam bernegara.
“Di sini kan kita juga melihat bahwa apa yang menjadi bahasan juga soal bagaimana Ukraina yang diharapkan kembali melakukan ekspor pangan yang juga vital dalam rantai distribusi dunia gitu,” ujar Faldo.
“Kita berharap dua negara ini hadir di forum G-20 yang akan diadakan di Bali," kata Faldo.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari