JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron mengatakan tingginya harga bawang putih di pasaran dipicu oleh beberapa faktor. Selain karena tersendatnya impor bawang, kelangkaan ini juga bisa terjadi karena adanya permainan spekulan.
"Permainan spekulan, dimana dia sangat paham situasi pasar, kapan tarik dan kapan ulur," kata Herman dalam rilisnya kepada JPNN, Jumat (15/3).
Melonjaknya harga bawang membuat komoditas bahan pokok itu menghilang di pasaran. Di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, harga bawang merah mencapai Rp 60 ribu per kg, sedangkan harga bawang putih Rp 75 ribu per kg. "Masih tinggi harga bawang, belum turun," ujar Tarni, pedagang di Pasar Palmerah pada JPNN di Pasar Palmerah, Jakarta, Jumat (15/3).
Dari pantauan JPNN di lapangan, di tempat Ibu Tarni tak ditemui bawang putih, yang ada hanya bawang merah. Tak jauh dari tempat Ibu Tarni berjualan, stok bawang putih di beberapa kios juga kosong.
Herman yang juga ketua DPP Partai Demokrat menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan bawang dalam negeri, Indonesia memang harus mengimpor. Bahkan kata dia, hampir 90 persen komoditas bawang putih masih impor.
"Tersendatnya distribusi impor karena hampir 90 persen komoditas ini masih impor. Entah disengaja ataupun ada persoalan di negara pengimpor tentunya perlu ada kepastian," katanya.
Selain ketergantungan impor, yang memungkinkan spekulan bermain adalah tingginya tingkat kebutuhan bawang putih dalam negeri. Kata dia, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas 6 persen dengan negara pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua dunia, maka kebutuhan terus meningkat.
"Sebagai negara pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di dunia, ini tentunya mendongkrak pertumbuhan konsumsi per kapita. Sehingga realitas demand lebih tinggi dari supply," pungkas Herman. (awa/jpnn)
"Permainan spekulan, dimana dia sangat paham situasi pasar, kapan tarik dan kapan ulur," kata Herman dalam rilisnya kepada JPNN, Jumat (15/3).
Melonjaknya harga bawang membuat komoditas bahan pokok itu menghilang di pasaran. Di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, harga bawang merah mencapai Rp 60 ribu per kg, sedangkan harga bawang putih Rp 75 ribu per kg. "Masih tinggi harga bawang, belum turun," ujar Tarni, pedagang di Pasar Palmerah pada JPNN di Pasar Palmerah, Jakarta, Jumat (15/3).
Dari pantauan JPNN di lapangan, di tempat Ibu Tarni tak ditemui bawang putih, yang ada hanya bawang merah. Tak jauh dari tempat Ibu Tarni berjualan, stok bawang putih di beberapa kios juga kosong.
Herman yang juga ketua DPP Partai Demokrat menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan bawang dalam negeri, Indonesia memang harus mengimpor. Bahkan kata dia, hampir 90 persen komoditas bawang putih masih impor.
"Tersendatnya distribusi impor karena hampir 90 persen komoditas ini masih impor. Entah disengaja ataupun ada persoalan di negara pengimpor tentunya perlu ada kepastian," katanya.
Selain ketergantungan impor, yang memungkinkan spekulan bermain adalah tingginya tingkat kebutuhan bawang putih dalam negeri. Kata dia, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di atas 6 persen dengan negara pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua dunia, maka kebutuhan terus meningkat.
"Sebagai negara pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di dunia, ini tentunya mendongkrak pertumbuhan konsumsi per kapita. Sehingga realitas demand lebih tinggi dari supply," pungkas Herman. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jerman Siap Inves Rp 35 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi