Hilirisasi Industri Jadi Strategi Hadapi Krisis Ekonomi di Tanah Air

Sabtu, 12 Agustus 2023 – 17:14 WIB
Industri Berbasis Hilirisasi, Strategi Hadapi Krisis Ekonomi di Tanah Air. Foto: PKN Tingkat I Angkatan LVI

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Adi Suryanto menyarankan pemerintah Indonesia melakukan strategi khusus guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah air.

Saran tersebut sehubungan dengan kondisi krisis dunia pasca-pandemi covid-19 dan perang Rusia Indonesia.

BACA JUGA: Ganjar Sampaikan Konsep Hilirisasi Industri Digital kepada Musisi Tanah Air

Berdasarkan Laporan UN DESA (United Nations, Department of Economic and Social Affairs) Februari 2023, prospek ekonomi global mengalami kemunduran, sehingga menyebabkan koreksi estimasi pertumbuhan produk bruto (Gross Product Growth) di 2022 dan 2023.

Kondisi tersebut diperparah dengan tingginya tingkat inflasi di negara-negara maju dan berkembang.

BACA JUGA: PT Timah Industri Telah Lakukan Hilirisasi Industri Sejak 1998

Permasalahan ini diprediksi dapat melemahkan investasi, rendahnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kewajiban membayar utang luar negeri. 

Oleh karena itu, Adi Suryanto menyatakan Indonesia harus melakukan Transformasi Ekonomi dengan cara mengubah industri sektor primer menjadi berbasis nilai tambah (hilirisasi). 

"Melihat kondisi itu, maka peserta PKN Tingkat I Angkatan LVI ini telah menyusun policy brief Strategi Peningkatan Investasi di Sektor Mineral dan Batubara Dalam Menghadapi Krisis Global, sebagai langkah strategis dan upaya meningkatkan investasi, khususnya di sektor mineral dan batubara" kata Adi Suryanto.

Menteri Investasi/ Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah saat ini menekankan kepada energi dan investasi hijau.

Adapun salah satunya dengan melakukan hilirisasi pada sektor minerba yaitu hilirisasi industri nikel.

Saat ini, pemerintah telah membangun beberapa smelter untuk mendukung hal tersebut.

Hasilnya, indonesia telah berhasil mengekspor nikel mencapai 30 miliar Dollar atau hampir sepuluh kali lipat sebelum dilakukan hilirisasi tersebut.

Hilirisasi nikel ini, telah menjadikan indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik.

"Namun, timbul permasalahan perizinan. Oleh karena kami membuat sebuah sistem perizinan terintegrasi OSS berbasis risiko yang memudahkan investor menanam modal," tutur Bahlil.

"Harapannya melalui hilirisasi minerba ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi tanah air, dan menjadi tuan di negeri sendiri," imbuh Bahlil. (mcr31/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler