PT Timah Industri Telah Lakukan Hilirisasi Industri Sejak 1998

Senin, 24 Juli 2023 – 19:53 WIB
Wilayah operasional pertambangan PT TIMAH di Pangkal Pinang. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah saat ini mewajibkan pelaksanaan hilirisasi sumber daya mineral termasuk timah untuk mendorong pembangunan ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi untuk mendukung ekonomi nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, sumber daya alam (SDA) Indonesia yang melimpah menjadi peluncur untuk masa depan.

BACA JUGA: KKP Galakkan Hilirisasi Industri Perikanan dan Kelautan, Startup Aruna: Positif

Dia menyebutkan percepatan hilirisasi mineral secara terintegrasi antara tambang dan smelter merupakan salah satu upaya dalam mendukung transisi energi.

"Nah, kekuatan berikutnya bagi peluncur Indonesia ke depan adalah sumber daya alam yang melimpah," kata Airlangga, Jakarta, Kamis (20/7).

BACA JUGA: Jalankan Arahan Presiden Jokowi, PLN Siapkan Pasokan Listrik Untuk Hilirisasi Industri

Menurutnya, Pengelolaan mineral yang dikuasai oleh negara untuk memberikan nilai tambah (Value Added) secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan.

Dia memyebutkan dalam Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara (RPMBN) 2022-2027 yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), percepatan peningkatan nilai tambah salah satunya timah perlu dilakukan koordinasi, sinkronisasi kebijakan dan data antara Kementerian/Lembaga.

"Timah juga peringkat pertama dengan 800 ribu metrik ton atau 0,8 juta metrik ton. Nah, Indonesia ini memanfaatkan hilirisasi menjadi kunci, karena hilirisasi adalah manufacturing value added mulai dari hulu sampai dengan ke hilir," lanjutnya.

Airlangga juga menjelaskan pemerintah terus mendorong agar berani meningkatkan hilirisasi dari komoditas unggulan.

"Dan terus mendorong bahwa pengolahan seluruhnya kita lakukan di dalam negeri," tuturnya.

Di sisi lain, PT Timah Tbk terus melakukan optimalisasi hilirisasi melalui anak perusahaannya yakni PT Timah Industri yang sudah terbentuk sejak tahun 1998 dengan memproduksi tin solder dan tin chemical di Kota Cilegon, Banten.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan pihaknya menyerap lima persen dari total produksi.

Menurut laporan International Printed Circuit (IPC) dari data 18 produsen solder terkemuka di dunia, pada 2020 sebanyak 51,756 MT dan pada 2021 meningkat menjadi 61,593 MT. 

"Saat ini PT Timah memiliki anak perusahaan yang memang melakukan hilirisasi produk logam timah. Namun, daya serap dari anak perusahaan itu baru lima persen dari total produksi PT Timah, kenapa lima persen karena saat ini pangsa pasar dari produk hilir tak sebesar pangsa dari produk timah," jelas Abdullah dalam keterangannya, Senin (24/7).

Sementara itu, Direktur Utama PT Timah Industri Ria Wardhani menyebutkan pihaknya telah melakukan hilirisasi logam timah dengan membuat produk tin chemical dan tin solder untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor ke Amerika, India, China, Taiwan dan beberapa negara Eropa.

Pembangunan pabrik tin solder powder dua line itu menggunakan teknologi canggih yang rencananya akan selesai pembangunan pada Januari 2024 dan komersial pada April 2024.

Tin solder powder itu sendiri rencananya memiliki kapasitas produksi 100 ton per tahun menggunakan dua line produksi yang ada, dan memiliki bangunan tersendiri dari produk yang lainnya.

"Teknologi dari Prancis dengan perusahaan Innovative Materials and Technologies (IMT) France Sarl. Kami sudah melihat kesana dan ada dua line yang akan kami bangun di pabrik tin solder powder ini," kata Ria Wardhani.(mcr8/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler