RIYADH - Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton menyatakan akan terus bekerjasama dengan negara-negara Teluk Arab untuk menjaga stabilitas wilayah Timur Tengah. Hal ini disampaikan Hillary dalam pembukaan rapat forum keamanan Amerika-Teluk di Riyadh, Saudi Arabia.
"Komitmen AS kepada masyarakat dan negara-negara Teluk sudah bulat. Hubungan bilateral kita telah menjadi pondasi stabilitas di wilayah ini,” kata Hillary Clinton seperti dikutip Reuters, Sabtu (31/03/12).
Pertemuan tersebut juga diikuti 6 menteri luar negeri dari negara-negara Teluk Arab yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Teluk. Pertemuan akan membahas perubahan-perubahan dalam peta politik wilayah Timur Tengah akibat runtuhnya beberapa rezim pemerintahan di wilayah tersebut.
Konflik di Suriah, hubungan Israel-Palestina, serta spekulasi mengenai perkembangan program nuklir Iran juga akan dibahas. Selain menghadiri pertemuan dengan menteri-menteri luar negeri, Hillary juga menemui Raja Arab Saudi, Abdullah, sehari sebelumnya, Jumat (30/3).
Pertemuan Hillary dengan Raja Abdullah guna membicarakan masalah persediaan minyak dunia. Hillary berharap Arab Saudi sebagai eksportir terbesar minyak dunia dapat terus menjaga ketersediaan pasokan minyak.
Situasi wilayah Timur Tengah akhir-akhir ini semakin memanas akibat sejumlah spekulasi yang muncul mengenai perkembangan program nuklir Iran dan kemungkinan invasi Israel ke Iran. Negara-negara di Teluk Arab menganggap kemajuan program nuklir Iran sebagai ancaman serius.
Mereka juga menuduh Iran berada di balik konflik yang terjadi di Bahrain belum lama ini. Sementara itu pihak Iran tetap bersikeras bahwa mereka berhak untuk mengembangakan teknologi nuklirnya dan akan tetap menolak resolusi PBB mengenai pembatasan persediaan uranium. Pemerintah Iran juga menyangkal tuduhan bahwa mereka mengembangkan teknologi nuklir untuk keperluan militer. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kematian Merah Masih Sisakan Trauma
Redaktur : Tim Redaksi