COMEDIAN Awards yang menjadi penghargaan tertinggi bagi komedian Indonesia bakal digelar. Ajang penghargaan sebagai salah satu upaya membangkitkan dunia komedi tanah air itu, merupakan rangkaian Comedy Expo 2013 yang digagas Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PaSKI).
”November adalah gongnya Comedy Expo. Diisi dengan Comedian Awards,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat PaSKI Derry Sudarisman saat jumpa pers di Planet Hollywood, Jakarta Selatan.
Penghargaan itu, kata dia, diberikan atas dedikasi dan kontribusi besar para komedian terhadap perkembangan dunia seni lawak di Indonesia. Terdapat beberapa kategori dalam Comedian Awards, mulai seniman yang berjasa hingga seniman yang memiliki kualitas sumber daya manusia dalam menyuguhkan candaannya.
”PaSKI senantiasa akan peduli terhadap seniman dan seniwati besar yang telah banyak berjasa. Bahkan, ke depannya nanti, eksistensi wadah para seniman komedi ini ingin lebih meningkatkan kesejahteraan (komedian), termasuk kualitas sumber daya manusianya,” tuturnya.
Menurutnya, beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan komedian di Indonesia cenderung menurun, dan banyak seniman-seniman instan yang bermunculan. Nah, dalam Comedy Expo yang berlangsung mulai April ini, PaSKI akan mencari bibit-bibit baru di dunia komedi.
”Kalau pelawak sekarang, instan. Maaf ya, bukan apa-apa, mereka yang tampil instan terkadang bukan dengan basic komedi. Kadang dapat penghargaan sebagai komedian terfavorit, tapi dia tidak mengaku seorang komedian. Itu kan ironis sekali. Kata-kata yang tabu, diucapkan. Bercandaan dengan teman, yang tidak seharusnya diucapkan di televisi,” tuturnya.
Seperti diketahui, beberapa komedian ditegur bahkan kena sanksi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena melontarkan celaan, hinaan, hingga mengajarkan kekerasan fisik dalam candaannya.
Seharusnya, lanjut Derry, komedian bisa melontarkan kalimat-kalimat membangun, bukan justru menjatuhkan orang lain. Celaan yang kerap muncul dalam candaan dinilainya membuat dunia komedi Indonesia tidak sehat. Terlebih, acara-acara komedi biasanya ditonton berbagai kalangan dengan segala usia.
Untungnya, muncul program televisi Stand Up Comedy yang dianggapnya sebagai penyelamat dunia komedi tanah air. Program itu dinilainya menyampaikan humor dengan cerdas. ”PaSKI sendiri punya rasa keprihatinan akan hal itu. Melalui Comedy Expo ini, kita berupaya meningkatkan sumber daya manusia, kemampuan, pengetahuan mereka ditambah agar tidak terjadi lagi yang seperti itu,” terangnya.
Sebagai penanda dimulainya Comedy Expo 2013, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar memberikan penghargaan untuk tiga ‘Kartini’ yang mewarnai dunia komedi Indonesia yakni Mpok Nori, Laila Sari, dan Aminah Cendrakasih. (ash)
”November adalah gongnya Comedy Expo. Diisi dengan Comedian Awards,” ujar Ketua Umum Pengurus Pusat PaSKI Derry Sudarisman saat jumpa pers di Planet Hollywood, Jakarta Selatan.
Penghargaan itu, kata dia, diberikan atas dedikasi dan kontribusi besar para komedian terhadap perkembangan dunia seni lawak di Indonesia. Terdapat beberapa kategori dalam Comedian Awards, mulai seniman yang berjasa hingga seniman yang memiliki kualitas sumber daya manusia dalam menyuguhkan candaannya.
”PaSKI senantiasa akan peduli terhadap seniman dan seniwati besar yang telah banyak berjasa. Bahkan, ke depannya nanti, eksistensi wadah para seniman komedi ini ingin lebih meningkatkan kesejahteraan (komedian), termasuk kualitas sumber daya manusianya,” tuturnya.
Menurutnya, beberapa tahun terakhir ini pertumbuhan komedian di Indonesia cenderung menurun, dan banyak seniman-seniman instan yang bermunculan. Nah, dalam Comedy Expo yang berlangsung mulai April ini, PaSKI akan mencari bibit-bibit baru di dunia komedi.
”Kalau pelawak sekarang, instan. Maaf ya, bukan apa-apa, mereka yang tampil instan terkadang bukan dengan basic komedi. Kadang dapat penghargaan sebagai komedian terfavorit, tapi dia tidak mengaku seorang komedian. Itu kan ironis sekali. Kata-kata yang tabu, diucapkan. Bercandaan dengan teman, yang tidak seharusnya diucapkan di televisi,” tuturnya.
Seperti diketahui, beberapa komedian ditegur bahkan kena sanksi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena melontarkan celaan, hinaan, hingga mengajarkan kekerasan fisik dalam candaannya.
Seharusnya, lanjut Derry, komedian bisa melontarkan kalimat-kalimat membangun, bukan justru menjatuhkan orang lain. Celaan yang kerap muncul dalam candaan dinilainya membuat dunia komedi Indonesia tidak sehat. Terlebih, acara-acara komedi biasanya ditonton berbagai kalangan dengan segala usia.
Untungnya, muncul program televisi Stand Up Comedy yang dianggapnya sebagai penyelamat dunia komedi tanah air. Program itu dinilainya menyampaikan humor dengan cerdas. ”PaSKI sendiri punya rasa keprihatinan akan hal itu. Melalui Comedy Expo ini, kita berupaya meningkatkan sumber daya manusia, kemampuan, pengetahuan mereka ditambah agar tidak terjadi lagi yang seperti itu,” terangnya.
Sebagai penanda dimulainya Comedy Expo 2013, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar memberikan penghargaan untuk tiga ‘Kartini’ yang mewarnai dunia komedi Indonesia yakni Mpok Nori, Laila Sari, dan Aminah Cendrakasih. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Mau Patuhi MUI, Para Istri Subur Balik Laporkan Adi
Redaktur : Tim Redaksi